Bagikan:

JAKARTA – Komisi Eropa pada  Senin 16 Desember mengumumkan dimulainya proyek ambisius bernilai 10,6 miliar euro (sekitar Rp181 triliun) untuk membangun konstelasi satelit aman bernama IRIS². Proyek ini bertujuan untuk menghadirkan jaringan komunikasi terenkripsi bagi pemerintah dan lembaga publik Uni Eropa, sekaligus mendukung layanan komersial baru.

Konstelasi IRIS² akan terdiri dari lebih dari 280 satelit yang beroperasi di berbagai orbit. Langkah ini diambil untuk menjawab perkembangan pesat jaringan internet satelit seperti Starlink milik Elon Musk, serta untuk memperkuat kedaulatan digital Uni Eropa.

“Di tengah situasi geopolitik yang semakin kompleks, memastikan komunikasi pemerintahan yang tangguh, aman, dan cepat menjadi sangat penting,” ujar Josef Aschbacher, Direktur Jenderal Badan Antariksa Eropa (ESA). Ia menambahkan bahwa proyek ini juga akan meningkatkan daya saing Eropa dan menciptakan lapangan kerja.

Proyek ini merupakan inisiatif besar ketiga Uni Eropa di bidang antariksa, setelah sistem navigasi Galileo dan jaringan pengamatan Bumi Copernicus yang digunakan untuk memantau perubahan iklim.

Konstelasi IRIS² akan terdiri dari lebih dari 280 satelit

Tantangan dalam Proyek IRIS²

Proyek ini sempat menghadapi kendala, termasuk perbedaan pendapat mengenai pembagian pekerjaan industri dan kekhawatiran terkait biaya yang dipimpin oleh Jerman. Namun, ekspansi pesat Starlink mendorong Uni Eropa untuk mempercepat langkah dalam menjaga kedaulatan digitalnya.

Pengembangan IRIS² melibatkan konsorsium tiga operator satelit, yakni Eutelsat, Hispasat, dan SES, dengan peluncuran pertama direncanakan pada pertengahan 2029 dan penyelesaian penuh pada akhir 2030.

Meskipun Airbus dan Thales Alenia Space, dua produsen satelit utama Eropa, mundur dari konsorsium SpaceRise karena risiko ekonomi, keduanya tetap terlibat dalam proyek IRIS² sebagai pemasok.

Persaingan Ketat di Industri Satelit

Produsen satelit Eropa saat ini menghadapi tantangan besar, termasuk dominasi Starlink yang telah menyumbang dua pertiga dari jumlah satelit yang ada di orbit. Selain itu, rencana jaringan satelit Kuiper milik Amazon juga menambah tekanan di pasar ini.

Proyek IRIS² yang sebagian didanai Uni Eropa ini akan diawasi oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dioperasikan dari pusat kendali di Italia tengah.

Dengan estimasi biaya yang mencapai 10,6 miliar euro, termasuk dana swasta, proyek ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antar negara Eropa dalam bidang pertahanan dan keamanan, meskipun sebelumnya sempat diragukan keberlanjutannya setelah mundurnya mantan Komisioner Pasar Internal, Thierry Breton, pada September lalu.