JAKARTA - Beberapa pekan terakhir, warganet lintas platform dan media ramai membicarkan aplikasi Clubhouse. Tingkat popularitas platform audi0-chat ini meningkat saat CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, diundang sebagai pembicara dalam salah satu sesi.
Dalam perbincangan berdurasi satu setengah jam, tampak jelas bagaimana Musk mengadakan sesi diskusi dengan pengguna lain melalui aplikasi Clubhouse. Diketahui, ternyata tak hanya Musk saja yang diundang. Aplikasi ini bahkan juga pernah mengundang CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Lantas, apa itu aplikasi Clubhouse? Lalu mengapa aplikasi ini begitu ramai dibicarakan warganet serta dianggap sebagai platform media sosial generasi selanjutnya?
Berkenalan dengan Aplikasi Clubhouse
Mulai membuka layanannya sejak tahun 2020, aplikasi Clubhouse terbilang cepat dalam membangun reputasi sebagai platform terbaik bagi orang untuk bertemu, ngobrol serta berbagi ide.
Clubhouse merupakan platform yang menyediakan layanan diskusi secara virtual dengan topik tertentu. Pengguna lain juga bisa berpartisipasi dalam acara diskusi tersebut. Bedanya, konten disajikan bukan dalam bentuk video, melainkan video. Tanpa ruang chat, atau gambar.
Layaknya mendatangi acara Ted Talk, pengguna bisa berjuma dengan pengguna lain yang ikut menyimak diskusi yang sedang berlangsung. Pengguna pun bisa menambahkan pengguna lain sebagai teman. Hanya saja, tidak ada keterangan terkait fungsi maupun fitur yang bisa dipakai oleh pemilik akun.
Semakin banyak topik yang diikuti, semakin banyak pula rekomendasi acara diskusi yang sudah disesuaikan dengan preferensi.
Dari segi desain, tampilan ruang diskusi pada aplikasi Clubhouse sebenarnya sederhana. Hanya terdiri atas foto profil pengguna serta nama dari akun tersebut.
Hanya saja, kelebihan aplikasi ini dibandingkan ruang virtual lain, terutama platform video konferensi, Clubhouse mampu menampung hingga 5.000 partisipan. Jumlah yang terbilang fantastis.
Saat sesi diskusi usai, moderator mengakhirinya, kemudian ruang diskusi akan tertutup secara otomatis. Sayangnya, pengguna tidak bisa mengakses rekaman diskusi. Alhasil, setiap sesi diskusi jadi terkesan eksklusif, karena hanya bisa diakses sekali saja.
Selain itu, Clubhouse juga tidak menyediakan tools editing seperti efek suara, filter transisi, hingga penempatan cuplikan iklan. Artinya, aplikasi ini belum menyediakan skema monetasi dari setiap konten yang ditawarkan.
BACA JUGA:
Siapa Saja yang Menggunakan Clubhouse?
Hingga saat ini, Clubhouse pernah mengundang berbagai selebriti internasional. Mulai dari Oprah, Kevin Hart, Drake, Chris Rock, hingga Ashton Kutcher. Selain menjadi pengisi diskusi, para selebritis juga bebas membuka sesi diskusi sendiri.
Bertemu dan satu forum dengan selebritis maupun tokoh populer menjadi salah satu daya tawar dari aplikasi ini. Dan menurut data Refinery29, aplikasi Clubhouse baru digunakan oleh 3.500 orang dari berbagai penjuru dunia!
Tertarik mendaftar dan jadi salah satu pengguna?
Bagaimana Cara Bergabung dengan Clubhouse?
Sayangnya, hingga saat ini keanggotaan aplikasi Clubhouse masih terbatas. Bahkan, ketika Anda menanyakan pertanyaan di atas, besar kemungkinan jawabannya adalah “tidak bisa”.
Pasalnya, aplikasi Clubhouse hanya tersedia bagi undangan saja. Jika seseorang ingin bergabung, dia harus mendapatkan undangan dari orang lain yang sudah lebih dulu terdaftar sebagai anggota.
Memang, Anda bisa mengunduh aplikasi ini lewat App Store. Tapi, jika Anda tidak memiliki rekomendasi, maka aplikasi akan menempatkan Anda ke dalam ‘Daftar Tunggu”. Patut diingat, tidak ada jaminan jika Anda akan mendapatkan akun dengan terdaftar dalam waiting list.
Saking populer dan sulitnya mengakses aplikasi ini, undangan untuk menjadi pengguna Clubhouse pun sampai diperjualbelikan!
Memang, CEO Clubhouse, Paul Davidson, pernah menyatakan bakal membuka akses aplikasi untuk semua orang –termasuk pengguna ponsel Android. Tapi, untuk waktunya, belum ada keterangan resmi yang berhasil diperoleh tim VOI.