JAKARTA - Beberapa hari setelah pendaratannya di kutub selatan bulan, robot penjelajah dari misi Chandrayaan-3, Pragyan mungkin baru saja mendeteksi gempa.
Gempa itu terdeteksi oleh salah satu Instrumen untuk Aktivitas Seismik Bulan (ILSA) milik pendarat Virkram di misi Chandrayaan-3, yang mengukur getaran di sekitar lokasi pendaratan.
Instrumen ILSA merupakan salah satu dari tiga instrumen yang ada di wahana pendarat, dirancang khusus untuk mencari peristiwa seismik di Bulan.
“ILSA terdiri dari enam akselerometer sensitivitas tinggi, yang dibuat secara lokal menggunakan proses Silicon Micromachining. Elemen penginderaan inti terdiri dari sistem pegas-massa dengan elektroda berstruktur sisir," kata ISRO.
"Getaran luar menyebabkan pembelokan pegas sehingga mengakibatkan perubahan kapasitansi yang diubah menjadi tegangan," imbuhnya.
Chandrayaan-3 Mission:
In-situ Scientific Experiments
Radio Anatomy of Moon Bound Hypersensitive Ionosphere and Atmosphere - Langmuir Probe (RAMBHA-LP) payload onboard Chandrayaan-3 Lander has made first-ever measurements of the near-surface Lunar plasma environment over the… pic.twitter.com/n8ifIEr83h
— ISRO (@isro) August 31, 2023
Peristiwa pertama ditangkap pada 26 Agustus, yang hanya berlangsung selama beberapa detik dan diklaim disebabkan oleh proses alami atau perubahan interior bulan.
Untuk membuktikannya, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) membagikan dua grafik deteksi getaran yang disebabkan oleh pergerakan Pragyan pada 25 Agustus di sebelah kiri, dan peristiwa alami pada 26 Agustus di sebelah kanan.
BACA JUGA:
Meski demikian, ISRO tidak ingin banyak berspekulasi dan menyatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah pada 26 Agustus itu benar-benar merupakan gempa bulan.
Sebab, peristiwa itu dapat membantu para ilmuwan mendapatkan pemahaman berharga tentang struktur dan interior bulan, seperi dikutip dari Digital Trends, Senin, 11 September.