Sekolah Hukum di Arizona Izinkan Siswa Gunakan ChatGPT, Sebut Teknologi Harus Dirangkul
Sekolah Tinggi Hukum Sandra Day O'Connor di Arizona State University izinkan penggunaan ChatGPT. (foto: dok. pexels)

Bagikan:

JAKARTA - ChatGPT belakangan menimbulkan kontroversi di dunia pendidikan. Banyak sekolah atau universitas yang telah melarang penggunaan chatbot tersebut. Tapi, berbeda dengan Sekolah Tinggi Hukum Sandra Day O'Connor di Arizona State University.

Kebijakan mereka mengizinkan calon siswa untuk menggunakan alat Model Bahasa Besar (LLM), seperti ChatGPT milik OpenAI, Bard dari Google dan Bing Chat dari Microsoft untuk membantu mempersiapkan aplikasi mereka.

Namun, siswa harus menyatakan informasi yang mereka kirimkan akurat. Pengacara dan mahasiswa hukum sudah menggunakan AI. Aturan tersebut mulai berlaku bulan ini.

"Sekolah hukum kami didorong oleh pola pikir yang inovatif. Dengan merangkul teknologi baru, dan mengajarkan siswa tanggung jawab etis yang terkait dengan teknologi, kami akan meningkatkan pendidikan hukum dan mendobrak hambatan yang mungkin ada bagi calon siswa," ungkap dekan sekolah hukum Arizona State, Stacy Leeds.

“Dengan memasukkan AI generatif ke dalam kurikulum kami, kami mempersiapkan siswa untuk karir masa depan mereka di semua disiplin ilmu,” imbuhnya.

Sekolah hukum itu mengatakan, misinya adalah untuk mendidik dan mempersiapkan generasi pengacara dan pemimpin berikutnya, dengan mengakui peran penting merangkul teknologi.

Selain mengizinkan penggunaan alat AI, sekolah tersebut mengaku telah mengajarkan beberapa kursus yang mempelajari masalah hukum, kebijakan, dan etika yang berkaitan dengan AI di bidang hukum.

Termasuk keselamatan, privasi, keamanan, akuntabilitas, diskriminasi, regulasi, tanggung jawab, dan hak sistem AI, seperti dikutip dari Ars Technica dan FoxBusiness, Selasa, 1 Agustus.

"Kami merangkul teknologi ini karena kami melihat manfaatnya bagi mahasiswa dan pengacara masa depan. AI generatif adalah alat yang tersedia untuk hampir semua orang, terlepas dari situasi ekonomi mereka, yang dapat membantu mereka mengajukan aplikasi yang kuat bila digunakan secara bertanggung jawab," ujar Leeds.

Keputusan ini muncul seminggu setelah University of Michigan Law School secara khusus melarang alat AI semacam itu, karena beragam kebijakan yang diadopsi berbagai universitas terkait dengan peran AI dalam aplikasi siswa.

Beberapa waktu lalu, Departemen Pendidikan Kota New York, AS juga dilaporkan telah melarang pelajar mengakes ChatGPT, diklaim berbahaya bagi dunia pendidikan dan mencegah kecurangan.