Sekolah di Australia Barat Larang Penggunaan ChatGPT, Risiko Siswa Menyontek!
Sekolah umum Australia Barat telah melarang penggunaan chatbot Kecerdasan Buatan (AI), ChatGPT. (foto: openai)

Bagikan:

JAKARTA - Menjelang awal tahun ajaran baru, sekolah umum Australia Barat telah melarang penggunaan chatbot Kecerdasan Buatan (AI), ChatGPT.

Direktur Jendral Depatemen Pendidikan Australia Barat, Lisa Rodgers mengatakan situs web besutan starup OpenAI itu akan diblokir melalui firewall atau alat keamanan jaringan.

"Tidak diragukan lagi itu adalah teknologi yang luar biasa dan itu bisa menghadirkan peluang yang menarik, tetapi bagi kami, kami mempertimbangkan banyak aplikasi pihak ketiga dalam hal ini, saya telah meminta akses untuk diblokir," ujar Rodgers.

"(Server sekolah umum) adalah jaringan yang sangat besar, memang butuh waktu, tetapi semuanya akan selesai pada hari Rabu," imbuhnya.

ChatGPT, atau Chat Generative Pre-Trained Transformer yang menghasilkan teks sebagai tanggapan atas permintaan, termasuk artikel, esai, lelucon, bahkan puisi, dan telah mendapatkan popularitas luas sejak debutnya pada November tahun lalu.

Memang, beberapa industri menganggap teknologi ini cukup bermanfaat, namun bagi universitas dan sekolah di seluruh dunia itu mengkhawatirkan.

Pasalnya, ChatGPT diklaim dapat membuat siswa menyontek dalam ujian maupun tugas. Sehingga tidak sedikit institusi dan departemen pendidikan menulis ulang soal ujian, memperbarui kebijakan plagiarisme atau langsung melarang penggunaan alat tersebut.

Lebih lanjut, Rodgers juga khawatir siswa masih dapat mengakses alat tersebut di rumah. Meski begitu, dia menyatakan, para guru biasanya mengenal siswa mereka dengan cukup baik untuk menemukan kecurangan dan plagiarisme dalam pekerjaan rumah mereka atau PR.

“Mereka tahu kelebihan dan kekurangan khusus siswa. Untuk mengajar, kita perlu tahu apa yang dikuasai siswa itu, apa kesenjangan dalam pembelajaran mereka dan yang secara mendasar mendorong langkah pengajaran selanjutnya," ungkap Rodgers.

Dia menambahkan, siswa harus dinilai beberapa kali dalam berbagai cara, termasuk penilaian di kelas, PR, dan diskusi informal.

"Otoritas Standar Kurikulum Sekolah (SCASA) akan memperbarui pedoman mereka sehubungan dengan Sertifikat Pendidikan Australia Barat dan memberikan informasi tentang jenis teknologi AI generatif ini," jelas Rodgers.

"Tetapi jika ini adalah penilaian berisiko tinggi, kami sudah memiliki hal-hal yang memastikan ujian itu diawasi, dan ujian itu diambil dalam kondisi yang cukup ketat," tambahnya.

Di samping itu, meskipun guru tidak dapat mengakses alat tersebut di laptop yang disediakan departemen, mereka masih dapat menggunakannya untuk membuat lembar kerja siswa atau sumber daya lainnya setelah jam sekolah.

“Kami tidak dapat menghentikan apa yang dilakukan orang di luar sekolah, jadi sebaiknya guru menggunakan ChatGPT. Mereka akan mengumpulkan sumber daya yang paling memenuhi kebutuhan siswa mereka,” tutup Rodgers.

Sebagai informasi dikutip dari ABC Net, Selasa, 7 Februari, Australia Barat adalah negara bagian Australia keempat setelah NSW, Queensland, dan Tasmania yang memblokir akses sekolah umum ke ChatGPT tersebut. Terbaru adalah Victoria. Tetapi, Australia Selatan memilih untuk tidak melarangnya.