Bagikan:

JAKARTA - RELEX Solutions, penyedia solusi pengoptimalan rantai pasokan dan ritel, mengembangkan solusi kecerdasan buatan (AI) baru yang diberi nama RELEX-GPT, dengan memanfaatkan model AI yang serupa dengan ChatGPT

Menggunakan sistem operasi bisnis yang aman, dan dilengkapi dengan akses ke basis pengetahuan milik RELEX yang luas, RELEX-GPT menjadi inovasi yang menunjukkan komitmen RELEX Solutions untuk mengembangkan teknologi demi meningkatkan efisiensi.

Berdasarkan pernyataan resminya, RELEX-GPT ini berfungsi sebagai pusat wawasan yang menyederhanakan akses ke informasi tentang produk RELEX serta memudahkan alur kerja antar tim yang lebih efisien, hingga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang rumit. 

"Kami berkomitmen untuk memberdayakan tidak hanya karyawan RELEX, tetapi juga para pelanggan dan mitra kami dengan kapabilitas canggih ini serta meningkatkan kepuasan kerja melalui adopsi RELEX-GPT,” ujar Tommi Vilkamo, Director of RELEX Labs di RELEX Solutions.

Penerapan teknologi AI seperti ChatGPT, GitHub Copilot, dan RELEX-GPT di RELEX Solutions memberikan manfaat yang cukup besar. Salah satunya adalah berkontribusi pada pengembangan perangkat lunak dengan menghasilkan kode, mengelola hasil uji coba, dan mengatasi kesalahan. 

Selain itu, penerapan solusi tersebut juga berperan dalam pembuatan dan pengeditan dokumen, serta meningkatkan komunikasi lintas budaya melalui penerjemahan dan penyesuaian gaya bahasa yang tepat untuk email dan presentasi.

Saat ini, RELEX Solutions merilis teknologi RELEX-GPT ke komunitas pengguna daring mereka sebagai versi uji coba beta saja. Ke depannya, ketika masukan dari komunitas pengguna telah tersedia, RELEX berencana untuk mengintegrasikan RELEX-GPT ke dalam ekosistem produk RELEX Solutions secara menyeluruh, yang akan semakin meningkatkan pengalaman pengguna.

Terhi Rekilä, Senior Legal Counsel & Governance and Regulatory Risk Manager di RELEX Solutions, menekankan komitmen perusahaan terhadap penanggulangan risiko dan juga evaluasi menyeluruh terhadap teknologi AI.

"Dalam meninjau peluang dan risiko, kita perlu melihat gambaran keseluruhannya. Kami bertujuan untuk membangun kendali dan keseimbangan untuk mengatasi risiko dengan cara mengevaluasi setiap perangkat AI dari perspektif keamanan, privasi, dan legal," ujar Rekilä. 

"Dengan cara ini, kami dapat memperoleh manfaat dari AI, sekaligus menghindari risiko bisnis yang mungkin terjadi seperti tertinggal dari para pengguna pertama, serta menanggulangi potensi ancaman. Menggunakan AI bukan berarti tanpa risiko, tapi di saat yang sama tidak ada bisnis yang bebas risiko,” tambahnya.