JAKARTA - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah mengambil langkah lebih lanjut dalam memperkuat pengawasan dan regulasi terhadap pasar mata uang kripto.
Pada tanggal 6 Mei, SEC mengajukan tuntutan hukum terhadap Coinbase dan Binance, yang merupakan dua bursa kripto terbesar di dunia. Dalam gugatan tersebut, SEC mengklasifikasikan beberapa mata uang kripto, seperti Chiliz, Flow, Dash, dan Near, sebagai sekuritas.
Menurut pernyataan SEC, mata uang kripto yang dimasukkan dalam kategori sekuritas ini termasuk Chiliz (CHZ), Flow (FLOW), Internet Computer (ICP), Near (NEAR), Voyager Token (VGX), Dash (DASH), dan Nexo (NEXO). Dengan penambahan ini, sudah lebih dari 60 mata uang kripto yang diklasifikasikan sebagai sekuritas oleh SEC.
BACA JUGA:
Tidak hanya itu, pada tanggal 5 Mei, SEC juga mengumumkan bahwa 12 token lainnya, termasuk Algorand, Cardano, dan Solana, juga harus dikategorikan sebagai sekuritas. Gugatan tersebut ditujukan kepada Binance dan CEO-nya, Changpeng Zhao, dengan tuduhan penyelewengan dan pencampuran dana klien.
Tindakan SEC ini memperkuat sikap agresifnya dalam mengatur pasar mata uang kripto. Menurut mereka, banyak dari token ini harus diklasifikasikan sebagai sekuritas berdasarkan undang-undang AS karena penggunaannya oleh pembuatnya. Langkah-langkah ini mengirimkan sinyal kepada pelaku pasar dan bursa kripto bahwa regulasi yang lebih ketat mungkin akan diterapkan di masa depan.
Meskipun terjadi kekacauan di pasar setelah pengumuman tersebut, sebagian besar mata uang kripto berhasil pulih dengan cepat. Bitcoin kembali mendekati level Rp400 jutaan setelah mengalami penurunan pada hari Senin. Begitu juga dengan Ethereum, dan XRP.
Namun, tidak semua mata uang kripto mengalami pemulihan yang sama. Beberapa di antaranya, seperti ADA dan MANA, mengalami penurunan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dampak tuntutan hukum SEC masih berlanjut dan tidak semua mata uang kripto dapat bereaksi positif terhadap peristiwa ini.