JAKARTA - Protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) terbesar di ekosistem Algorand, Algofi, telah mengumumkan penutupan operasinya. Algofi akan memasuki "mode khusus penarikan" dan menutup semua akun media sosialnya, kecuali saluran Discord. Penutupan ini telah menyebabkan penurunan Total Nilai Aset Terkunci (TVL) ALGO di platform Defilama.
Algofi, yang merupakan protokol DeFi terkemuka di dalam ekosistem Algorand, mengambil keputusan untuk menghentikan operasinya. Tim di balik Algofi menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi memberikan dukungan yang diperlukan untuk menjaga standar tinggi protokol tersebut, seperti yang diungkapkan dalam blog mereka yang berjudul "Pembaruan Komunitas Algofi" pada tanggal 10 Juli.
Meskipun Algofi telah berhasil mengumpulkan 2,8 juta dolar AS (Rp42 miliar) pendanaan pada tahun 2021 dengan partisipasi dari perusahaan terkenal seperti Coinbase, Y Combinator, dan Jump Crypto, mereka menghadapi kesulitan dalam mempertahankan tingkat dukungan yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas protokol mereka.
BACA JUGA:
Setelah pengumuman penutupan ini, nilai aset yang terkunci di jaringan Algorand mengalami penurunan lebih dari 5 persen, yaitu sebesar 59,03 juta dolar AS (Rp890 miliar). Hal ini menjadikan Algorand sebagai salah satu proyek dengan penurunan nilai terbesar dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Defilama.
Penutupan Algofi terjadi pada saat mata uang kripto asli Algorand, ALGO, sedang menghadapi pengawasan regulasi. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengklasifikasikan ALGO sebagai sekuritas dalam gugatan yang diajukan terhadap Binance pada awal Juni.
Meskipun demikian, ALGO masih menunjukkan ketahanan di pasar dengan mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen dalam 24 jam terakhir. Komunitas kripto akan terus memantau perkembangan ini, sambil menunggu tanggapan lebih lanjut dari CEO Algorand, Silvio Micali, mengenai penutupan Algofi.