Delapan Influencer Ini Manfaatkan Twitter dan Discord untuk Manipulasi Saham, Tipu Ratusan Pengikut!
Daniel Knight, dengan username media sosialnya DipDeity, influencer yang dituntut karena penipuan. (foto: instagram Dan Knight)

Bagikan:

JAKARTA - Delapan influencer media sosial didakwa Securities and Exchange Commission (SEC), Amerika Serikat (AS) karena melakukan penipuan sekuritas dengan menggunakan platfom, Twitter dan Discord.

Mereka adalah PJ Matlock, dengan nama asli Perry Matlock. Dia telah menonaktifkan akun Twitter-nya kemarin, yang memiliki lebih dari 340.000 pengikut.

 PJ Matlock, dengan nama asli Perry Matlock. (kanan)

Kemudian ada Daniel Knight, dengan username media sosialnya DipDeity, dia didakwa membantu dan bersekongkol dengan skema yang dituduhkan setelah menjadi tuan rumah bersama podcast yang mempromosikan terdakwa lainnya.

Terdakwa lainnya, diungkapkan SEC termasuk Edward Constantin, dengan username MrZackMorris, Thomas Cooperman, yang dipanggil ohheytommy, Gary Deel, yang menggunakan username Mystic Mac atau notoriousalerts.

Selanjutnya Mitchell Hennessey, yang dikenal dengan Hugh Henne, Stefan Hrvatin, yang dikenal dengan LadeBackk dan John Rybarcyzk, yang menggunakan The Stock Sniper atau Ultra_Calls sebagai username.

Meski nama mereka cukup asing, tetapi masing-masing dari mereka memiliki 100.000 pengikut di Twitter serta di platform lain. Bahkan, kedelapan influencer itu kerap memamerkan kekayaan mereka di media sosial termasuk mobil sport yang dimilikinya.

Tuntutan pidana juga telah diajukan oleh Bagian Penipuan Departemen Kehakiman dan kantor pengacara AS untuk Texas Selatan. Selain Twitter dan Discord, influencer ini juga memanfaatkan podcast untuk memanipulasi harga saham.

SEC mengungkapkan, salah satu forum Discord dengan nama Atlas Trading yang memiliki lebih dari 233.000 anggota diduga juga berfungsi sebagai forum utama untuk skema tersebut.

Menurut SEC, tujuh terdakwa mempromosikan saham ke ratusan ribu pengikut Twitter mereka dan di ruang perdagangan saham di Discord sejak Januari 2020.

Setelah calon korban membeli saham, delapan influencer itu mendorong para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama, yang dikatakan SEC rutin menjual saham mereka tanpa pernah mengungkapkan rencana untuk membuang sekuritas tersebut saat mereka mempromosikannya. Demikian dikutip dari NBC News, Kamis, 15 Desember.