Bagikan:

JAKARTA - Pertukaran mata uang kripto terbesar di dunia, Binance, menghadapi tekanan serius setelah gugatan yang diajukan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat.

Data on-chain mengungkapkan bahwa pada tanggal 5 Juni, Binance mengalami netflow negatif sebesar 623 juta dolar AS (Rp9,2 triliun), mencapai tingkat penarikan tertinggi sejak krisis perbankan pada Maret tahun ini.

Meskipun demikian, angka-angka ini masih berada dalam level normal secara historis. Sejak awal tahun ini, Binance telah mencatatkan sekitar 1 miliar dolar AS (setara Rp14,8 triliun) dalam arus bersih negatif, di tengah berbagai serangan FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt) dan rumor tentang bank run.

Menurut laporan dari perusahaan analisis blockchain Nansen, arus netto ke Binance berubah menjadi positif pada mata uang kripto Ethereum pada pagi hari ini. Pertukaran tersebut menyaksikan sekitar 75 juta dolar AS (Rp1,1 triliun) arus netto positif dalam beberapa jam terakhir.

Meski begitu, gugatan SEC terhadap Binance berimbas pada token asli bursa tersebut yaitu  BNB, yang turun sekitar 8 persen dalam 24 jam terakhir. Saat artikel ini ditulis, BNB diperdagangkan pada harga Rp4.100.000-an. Demikian pula, Bitcoin dan Ethereum juga mengalami penurunan harga masing-masing sekitar 4 persen dan 3 persen.

Binance saat ini berada di bawah pengawasan ketat dari regulator AS, SEC. Selain gugatan SEC, Binance juga menghadapi investigasi dari Departemen Kehakiman (DoJ), Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), dan bahkan Internal Revenue Service (IRS). Gugatan SEC mencakup 13 tuduhan terhadap bursa kripto ini dan pendirinya, Changpeng Zhao, terkait operasi bursa yang tidak terdaftar dan dugaan pelanggaran pengawasan perdagangan di platform Binance.US.

Investigasi yang dilakukan mengungkapkan bahwa seorang eksekutif senior Binance secara diam-diam mengendalikan keuangan Binance.US melalui lima rekening bank afiliasi di Amerika Serikat. Bahkan, salah satu rekening bank tersebut diketahui menyimpan dana pelanggan Amerika.

SEC mengajukan gugatan setelah laporan Reuters mengungkapkan temuan ini. Investigasi juga menemukan bahwa Guangying Chen, rekan dekat Changpeng Zhao, mengendalikan akun di bank Silvergate yang telah tidak beroperasi, antara tahun 2019 dan 2020.

Dalam situasi yang menegangkan ini, Binance dan para pemangku kepentingan industri kripto lainnya diharapkan menghadapi tantangan ini dengan kepala dingin dan mengikuti proses hukum yang berlaku. Perjalanan peraturan untuk industri kripto terus berkembang, dan langkah-langkah yang diambil oleh regulator akan menjadi pengaruh penting bagi masa depan ekosistem kripto.