Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Florida Ronald Dion DeSantis atau biasa disebut dengan nama Ron DeSantis, baru-baru ini mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2024. DeSantis dikenal sebagai sosok yang pro-kripto.

Dalam pencalonan kandidat Partai Republik, De Santis menyatakan kesiapannya untuk bersaing dengan mantan Presiden AS, Donald Trump. Meski begitu, De Santis memiliki pandangan yang berbeda dengan Trump. DeSantis adalah sosok yang aktif mendukung kebijakan pro-kripto dan dengan tegas menentang Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC). Sementara Trump adalah seorang pengkritik cryptocurrency.

DeSantis menyampaikan pencalonan dirinya dalam acara Twitter Spaces bersama bos Tesla Elon Musk, Rabu 24 Mei . Dalam acara tersebut, Musk menyampaikan penyesalannya karena memilih Joe Biden pada pemilu 2020. Pendiri Tesla dan SpaceX itu menemukan kesamaan pandangan dengan DeSantis terutama dalam hal kebebasan berbicara.

Tidak hanya itu, keduanya juga memiliki pandangan positif terhadap mata uang kripto. Di bawah pemerintahan Joe Biden saat ini industri kripto di AS harus menghadapi tantangan berat dari regulator imbas dari kebijakan Biden yang anti kripto.

DeSantis menyayangkan tindakan pemerintah AS di bawah pemerintahan Biden yang berusaha keras untuk menghancurkan industri kripto. Hal itu tercermin dari tindakan regulator yang bersikap keras terhadap pemain utama di ruang cryptocurrency.

Menurut DeSantis, setiap warga negara punya hak untuk menggunakan aset digital seperti Bitcoin. Dalam acara Twitter Spaces itu DeSantis mengaku akan melawan pelarangan digunakannya aset kripto.

"Sebagai Presiden, kami akan melindungi kemampuan untuk melakukan hal-hal seperti Bitcoin," kata De Santis.

Sebaliknya, pemerintahan Biden menunjukkan minat dalam mengembangkan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) yang akan diterbitkan oleh bank sentral. Biden menilai CBDC dapat membawa infrastruktur keuangan Amerika Serikat ke era digital.

Di sisi lain, De Santis dan beberapa anggota Partai Republik lainnya menentang CBDC. Pasalnya CBDC itu berada di bawah kendali bank sentral alias terpusat. Ini bertentangan dengan konsep utama cryptocurrency yaitu desentralisasi. Di mana setiap orang secara bebas dan transparan memiliki dan mengatur keuangannya masing-masing tanpa harus dikontrol oleh otoritas pusat.

Mengomentari CBDC, DeSantis menyatakan, "Saya melihatnya sebagai pengalihan kekuasaan besar-besaran dari konsumen individu ke otoritas pusat, dan saya pikir itu tidak baik untuk masyarakat yang bebas," kata DeSantis.

"Rezim saat ini - jelas mereka tidak menyukai Bitcoin, dan jika ini berlanjut selama empat tahun lagi, mereka mungkin akan membunuhnya," tambahnya.

DeSantis tidak sendirian dalam mendukung cryptocurrency. Kandidat presiden lain dari partai Demokrat, Robert F. Kennedy juga memiliki pandangan yang tidak jauh beda. Kennedy berjanji bahwa setiap warga negara yang memiliki dan menggunakan Bitcoin akan dilindungi. Kemudian ada Wali Kota Miami, Francis Suarez yang juga mendukung Bitcoin dan cryptocurrency. Menurut Suarez, mata uang kripto memiliki keunggulan dibanding uang fiat.

Pertarungan politik di AS, terutama terkait dukungan bakal calon presiden AS terhadap kripto dan CBDC, tampaknya akan terus bergulir. Pasalnya para politisi memiliki pandangan yang berbeda mengenai peran kripto dalam sistem keuangan modern.