JAKARTA - Setelah memenangkan pemilihan presiden AS awal November lalu, tim transisi Donald Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan sejumlah kandidat yang pro-kripto untuk menempati posisi penting di lembaga pengawas keuangan.
Rencana ini sejalan dengan janji kampanye Trump untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai "pusat kripto dunia," di mana regulasi yang lebih ramah terhadap industri aset kripto diharapkan dapat meningkatkan daya saing negeri Paman Sam di sektor ini.
Berdasarkan laporan CryptoPotato, tim Trump telah berdiskusi dengan para pemimpin industri kripto terkait perubahan regulasi yang dapat memberikan dampak positif terhadap aset digital. Sementara itu, Washington Post melaporkan bahwa beberapa nama kandidat pro-kripto sedang dipertimbangkan untuk mengisi posisi di Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), dan Korporasi Penjamin Simpanan Federal (FDIC).
BACA JUGA:
Kandidat-kandidat tersebut termasuk Daniel Gallagher, mantan pejabat SEC yang kini bekerja di Robinhood; Hester Peirce dan Mark Uyeda, komisaris SEC dari Partai Republik; serta Paul Atkins, mantan komisaris SEC.
Tim transisi Trump juga dikabarkan tengah berkomunikasi dengan perusahaan kripto guna membentuk dewan presiden baru yang berfokus pada mata uang digital. Dengan begitu, regulator di bawah pemerintahan Trump dapat membuat keputusan yang memengaruhi peran mata uang digital dalam sistem keuangan formal AS.
Seiring dengan pergantian administrasi, firma modal ventura a16z memproyeksikan lingkungan regulasi yang lebih kondusif bagi industri kripto. Menurut a16z, pergeseran ini bisa memungkinkan sebagian besar token kripto menjadi instrumen keuangan yang sah dan diakui secara hukum.
Meski begitu, sejumlah anggota parlemen Demokrat memperingatkan bahwa pelonggaran regulasi berisiko meningkatkan potensi penipuan dan manipulasi pasar. Mereka menyebut runtuhnya bursa FTX pada tahun 2022 sebagai contoh yang perlu diwaspadai.