Bagikan:

YOGYAKARTA – Belum lama ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate sebagai tersangka kasus korupsi proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo. Johnny diduga terlibat dalam peristiwa tindak pidana korupsi proyek pembangunan infrastruktur BTS 4G 1, 2, 3, 4, 5.

Lantas, apa sebenarnya proyek Base Transceiver Station 4G? berikut pengertian, fungsi, dan jenis tower BTS 4G yang ada di Indonesia.

Pengertian Tower BTS

Dikutip dari laman Bakti Kominfo, Base Transceiver Station atau stasiun pemancar merupakan salah satu bentuk infrastruktur telekomunikasi yang berperan penting dalam mewujudkan komunikasi nirkabel antara jaringan operator dan perangkat komunikasi.

Fungsi Tower BTS

Fungsi utama tower BTS adalah mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti telepon, rumah, telepon seluler, dan sejenis gadget lainnya. Kemudian sinyal radio tersebut akan diubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya dikirim ke terminal lainnya menjadi sebuah pesan atau data.

Jenis Tower BTS

Tower BTS merupakan salah satu komponen dari perangkat BTS yang terbuat dari besi atau pipa. Bentuk towe BTS bervariasi, ada yang kaki segi empat, kaki segitiga, bahkan ada yang hanya berupa pipa panjang saja. Umumnya tower BTS memiliki panjang antara 40 hingga 75 meter. Tiap daerah memiliki panjang tower BTS yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi geografis serta luas jangkauan jaringan yang ditargetkan.

Di Indonesia, ada tiga jenis tower BTS yang umum dijumpai, antara lain: 

  • Rectangular Tower: Tower ini berbentuk segi empat dan memiliki 4 kaki. Karena konstruksinya yang kokoh tower ini diharapkan memiliki kekuatan yang optimal untuk menghindari kemungkinan roboh. Tingginya kurang lebih 42 meter serta mampu mencakup banyak antena dan radio. Tipe tower ini biasanya digunakan oleh perusahaan telekomunikasi terkemuka seperti Telkom, Indosat, XL, dll mengingat harganya yang cukup fantastis yakni mencapai 650 juta-1 milyar rupiah.
  • Triangle Tower: Ini adalah menara segitiga yang terdiri dari 3 pondasi tower. Tiap pondasi disusun dalam beberapa potongan yang berkisar 4-5 meter. Rata-rata tower jenis tingginya berkisar antara 40 meter dan maksimal 60 meter. Kelebihan dari menara ini adalah komponennya lebih ringan sehingga menghemat biaya produksi dan pengangkutan.
  • Pole: Ini adalah tower BTS satu kaki, tower jenis ini tidak direkomendasikan karena banyak kekurangannya. Dalam penerimaan sinyal tergolong tidak stabil, mudah goyang, dan mengganggu sistem koneksi data yang berakibat pencarian di komputer terjadi secara terus-terusan.

Demikian informasi tentang jenis tower BTS 4G yang ada di Indonesia. Untuk mendapatkan berita menarik lainnya, baca terus VOI.ID.