BuzzFeed Akan Gunakan AI sebagai Strategi Menahan Penurunan Pendapatan
Jonah Peretti, pendiri dan CEO BuzzFeed. (foto: twitter @peretti )

Bagikan:

JAKARTA - BuzzFeed, perusahaan media digital, mengungkapkan penurunan pendapatan yang signifikan dan mengisyaratkan adanya perubahan mendatang dalam panggilan keuangan kuartal pertamanya.

Menurut rilis resmi perusahaan, pendapatan media tersebut turun 27% pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun 2022. Selain itu, pendapatan dari iklan dan konten juga mengalami penurunan minimal 30%.

Jonah Peretti, pendiri dan CEO BuzzFeed, mengatakan bahwa untuk mengatasi penurunan tersebut, perusahaan perlu "beradaptasi," yang akan mencakup integrasi kecerdasan buatan (AI).

"Dengan mengandalkan Kreator dan AI, saya percaya kita dapat membuka peluang baru di seluruh portofolio merek terpercaya kami..." kata Peretti, dikutip Cointelegraph.

Pernyataan tersebut muncul setelah BuzzFeed menutup divisi berita dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 180 staf pada akhir April. Saat itu, juru bicara BuzzFeed mengatakan tidak ada pekerjaan yang digantikan oleh AI, meskipun Peretti mengomentari bahwa AI akan menjadi "bagian dari bisnis inti kami."

Meskipun BuzzFeed mengatakan bahwa AI tidak menggantikan pekerjaan apa pun, hal itu tidak berlaku bagi perusahaan lain. Pada awal Mei, CEO perusahaan teknologi IBM mengatakan bahwa sekitar 7.800 pekerjaan di perusahaan tersebut dapat digantikan oleh AI dalam beberapa tahun mendatang.

Pada tanggal 9 Mei, restoran cepat saji Wendy's mengumumkan akan mencoba operator AI chatbot untuk layanan drive-thru yang mereka sebut "FreshAI." Bot ini diklaim dapat mengurangi biaya sehingga dana dapat dialokasikan ke tempat lain.

Perusahaan mungkin melihat AI sebagai peningkatan efisiensi biaya dengan mengurangi peran manusia. Namun, sebuah studi oleh Accenture mengungkapkan bahwa 40% jam kerja di berbagai industri berisiko digantikan oleh AI seiring dengan kemajuan teknologi seperti ChatGPT.