JAKARTA - Di tengah merosotnya nilai pasar kripto, ada satu kelompok token yang justru menunjukkan performa luar biasa, yaitu token yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI). Salah satu yang paling menonjol adalah Fetch.ai (FET), yang dalam sepekan terakhir mencatatkan kenaikan signifikan, meskipun Bitcoin dan altcoin lainnya mengalami penurunan.
Menurut data dari Glassnode, saat ini para trader kripto cenderung lebih berhati-hati dan mengurangi penggunaan leverage dalam mengejar keuntungan besar. Fenomena ini tercermin dari tingkat pendanaan yang netral di sebagian besar token, yang menandakan bahwa pasar spot memegang kendali untuk sementara waktu.
Namun, di tengah sikap berhati-hati ini, FET justru tampil sebagai bintang. Sejak Bitcoin mengalami penurunan ke 49.500 Dolar AS (sekitar Rp765 juta) pada 5 Agustus, FET telah melonjak hingga 80%. Apa yang mendorong kinerja positif token ini?
BACA JUGA:
Daya Tarik Token AI dan Dampaknya pada FET
Tahun 2024 telah menjadi tahun yang cemerlang bagi token yang terkait dengan AI, berkat munculnya berbagai alat AI dan performa saham Nvidia yang memukau. Saham Nvidia, yang sering kali menjadi tolok ukur bagi performa token AI, memberikan dampak signifikan pada FET. Setiap kali Nvidia merilis laporan pendapatan yang positif, harga FET cenderung ikut naik. Tidak mengherankan, investor AI kini menunggu dengan cermat laporan pendapatan Nvidia yang dijadwalkan pada 28 Agustus.
Nilai FET telah meningkat lebih dari 500% dalam 12 bulan terakhir dan 90% sejak awal tahun. Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan ini adalah penggunaannya di platform AgentVerse, di mana agen otonom atau avatar digital dapat mencari, menghubungkan, dan bertransaksi di berbagai pasar atas nama pengguna dan bisnis.
AgentVerse, yang pada dasarnya adalah platform Software as a Service (SaaS), diharapkan dapat mengubah strategi monetisasi dan membantu menjalankan permintaan pengguna, seperti optimasi pemesanan hotel dan penerbangan, serta pengelolaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Pada 13 Juni lalu, Fetch.ai, Ocean Protocol, dan SingularityNET bergabung untuk membentuk Aliansi Kecerdasan Super Artifisial (ASI) dengan tujuan menggabungkan fitur AI masing-masing untuk menciptakan tumpukan teknologi yang terintegrasi secara vertikal. Kabar mengenai aliansi ini mendorong harga FET mencapai rekor tertinggi di 3,48 Dolar AS (sekitar Rp53.818).
Namun, seperti banyak altcoin lainnya, harga FET kemudian mengalami penurunan dan menemukan titik terendahnya di 0,70 Dolar AS (sekitar Rp10.835) pada 5 Agustus, kembali ke kisaran harga Desember 2023.