JAKARTA - Salah satu proyek kripto berbasis AI yang mencolok adalah Fetch.AI (FET), yang telah mengguncang pasar kripto dengan lonjakan eksponensialnya dalam beberapa bulan terakhir sebagai hasil dari hype yang terus berlanjut.
Fetch.AI (FET) telah merilis roadmap yang menjelaskan tonggak-tonggak penting yang ingin dicapai proyek kripto tersebut pada akhir tahun nanti. Tujuan-tujuan ini meliputi berbagai bidang, termasuk pengembangan ledger, AI, pemberitahuan, agen, dan dompet.
Menurut pengumuman resmi, fokus awal tim dimulai dengan merilis serangkaian mikro-agen yaitu cabang AI di mana Fetch.AI dibangun. Selain itu, mikro-agen juga bakal diintegrasikan ke dalam dompet kripto.
Roadmap ini juga menampilkan serangkaian peningkatan yang direncanakan untuk dompet kripto mereka. Peningkatan ini meliputi dukungan untuk pesan grup, pemungutan suara pada proposal tata kelola, dukungan untuk koleksi NFT, dukungan AI, dan pengenalan kunci dukungan staking di dalam dompet. Selain itu, juga ada rencana peluncuran versi seluler dompet dengan dukungan Web 2 SSO.
Selain itu, Fetch juga berencana untuk memperkenalkan platform pemberitahuan dan peringatan, yang kemudian akan diikuti oleh peluncuran aplikasi seluler. Fetch juga berencana untuk meluncurkan pasar terkait dengan mikro-agen mereka, tetapi akan diungkapkan sebagai Produk Minimum Layak (MVP) pada tahap awal.
BACA JUGA:
Hal ini telah membuat banyak orang di komunitas kripto berspekulasi tentang peningkatan harga tambahan untuk token kripto AI, meskipun harganya sudah meningkat 100 kali lipat belakangan ini. Fetch dalam roadmap-nya, bagaimanapun, secara tegas menekankan bahwa karena perencanaan teknologi mendalam melibatkan "bagian ilmu dan seni yang sama", tujuan yang direncanakan dapat berubah dan/atau beralih.
Saat ini, harga Fetch.AI (FET) diperdagangkan pada kisaran Rp6.500-an. Data Coinmarketcap menguraikan bahwa FET mengalami penurunan sebesar 2,23 persen dalam 24 jam terakhir.
Berdasarkan survei baru-baru ini, pasar kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan berkembang pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 22,26 persen antara tahun 2022 dan 2027. Selain itu, berbagai laporan pasar mengindikasikan total ukuran pasar kecerdasan buatan akan meningkat sekitar 125,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,9 triliun).
Teknologi blockchain, di sisi lain, diperkirakan akan memainkan peran penting dalam mengadopsi dan memanfaatkan AI untuk aplikasi terdesentralisasi (DApp), karena proyek berbasis blockchain ini dapat dengan mudah mengintegrasikan teknologi ke dalam kontrak pintar mereka.