Dua Kali Terjadi dalam Seminggu, Lubang Koronal Raksasa Robek Permukaan Matahari
NASA menggambarkan lubang koronal sebagai area permukaan Matahari. (foto: dok. nasa)

Bagikan:

JAKARTA - Untuk kedua kalinya dalam satu minggu, sebuah lubang koronal raksasa sekitar 20 kali ukuran Bumi terlihat merobek permukaan Matahari.

NASA menggambarkan lubang koronal sebagai area permukaan Matahari. Lubang-lubang ini muncul ketika medan magnet, yang diciptakan oleh plasma, ditembakkan langsung ke luar angkasa.

Membuatnya cukup mudah bagi angin matahari dan beberapa plasma untuk bergerak melintasi ruang angkasa dengan kecepatan tinggi. Area seperti itu kurang padat dan lebih dingin dibandingkan dengan plasma yang mengelilinginya. Karenanya, mereka tampak gelap dalam gambar matahari.

Dari peristiwa yang terbaru kedua ini, lubang koronal tersebut melepaskan angin matahari yang bergerak dengan kecepatan 1,8 juta mph menuju Bumi. Tentu hal ini akan menimbulkan dampak berupa angin yang diklaim terjadi pada Jumat esok hari.

Menurut NASA, dibutuhkan beberapa hari untuk angin mencapai Bumi dan terkadang memicu beberapa aktivitas aurora.

Jika dibandingkan dengan lubang koronal terbaru lainnya, kali ini termasuk kategori yang relatif kecil. Namun, dikhawatirkan justru akan menghantam dan merusak satelit.

Badai matahari semacam itu juga memiliki kekuatan untuk mengganggu navigasi GPS dan jaringan listrik. Saat ini, para ilmuwan sedang bekerja untuk mengukur seberapa parah ancaman tersebut dan menemukan cara untuk memerangi potensi kerusakan.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) telah memperingatkan akan ada sedikit perubahan untuk pemadaman radio yang lebih besar antara Rabu dan Jumat minggu ini, seperti dikutip dari The Sun, Kamis, 30 Maret.

Penemuan lubang baru-baru ini terjadi hanya beberapa hari (23 Maret) setelah sebuah lubang besar yang dapat memuat hingga 30 Bumi di dalamnya terlihat.

Seperti sebelumnya, lubang koronal minggu ini muncul di dekat ekuator matahari. Penempatannya membuat munculnya angin matahari yang cepat. Angin itu dapat menyebabkan periode badai geomagnetik pada tingkat kecil dan sedang.

Tetapi belum lama, NOAA mengatakan tidak akan ada badai geomagnetik kecil atau lebih besar yang diperkirakan terjadi hingga akhir pekan ini.