Bagikan:

JAKARTA - Setelah NASA 3 tahun berselang usai Parker Solar Porbe diluncurkan, kini ia sudah berhasil menyentuh Matahari. Pesawat luar angkasa itu menjadi yang pertama menyentuh Matahari.

Parker Solar Probe telah berhasil terbang melalui korona Matahari, atau atmosfer bagian atas, untuk mengambil sampel partikel dan medan magnet bintang di Tata Surya itu.

"Parker Solar Probe menyentuh Matahari adalah momen monumental untuk ilmu surya dan prestasi yang benar-benar luar biasa," ungkap administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen.

"Tonggak sejarah ini tidak hanya memberi kita wawasan yang lebih dalam tentang evolusi Matahari kita dan dampaknya terhadap tata surya kita, tetapi semua yang kita pelajari tentang bintang kita sendiri juga mengajarkan kita lebih banyak tentang bintang-bintang di alam semesta lainnya," imbuhnya.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam Physical Review Letters. Sebagai informasi, Parker Solar Probe diluncurkan pada 2018 dan mulai berputar semakin dekat ke Matahari. Para ilmuwan, termasuk astrofisikawan yang memiliki nama sama Eugene Parker, ingin menjawab pertanyaan mendasar tentang bagaimana angin Matahari yang mengalir keluar dari sana, dapat melemparkan partikel energik yang melintasi Tata Surya.

Mengutip CNN Internasional, Kamis, 16 Desember, diketahui korona Matahari jauh lebih panas daripada permukaan bintang yang sebenarnya, dan pesawat Parker dapat memberikan pengetahuan lebih tentang alasannya. Korona memiliki suhu satu juta derajat Kelvin (1.800.000 derajat Fahrenheit) pada titik terpanasnya.

Sedangkan suhu permukaannya sekitar 6.000 Kelvin (10.340 derajat Fahrenheit). Dalam hal ini, pesawat ruang angkasa telah mengungkapkan penemuan mengejutkan tentang Matahari, termasuk penemuan pada 2019 lalu tentang struktur zig-zag magnetik dalam angin Matahari yang disebut switchbacks.

Sekarang, berkat pendekatan dekat terbaru pesawat Parker ke Matahari, ia akan membantu para ilmuwan menentukan bahwa peralihan ini berasal dari permukaan Matahari.

Sebelum misi Parker Solar Probe selesai, ia akan melakukan 21 pendekatan dekat ke Matahari selama tujuh tahun lagi. Probe akan mengorbit dalam jarak 3,9 juta mil dari permukaan Matahari pada tahun 2024, lebih dekat ke bintang tersebut daripada Merkurius, planet terdekat dengan Matahari.

Meskipun kedengarannya jauh, para peneliti menggambarkan ini dengan probe yang duduk di garis empat yard lapangan sepak bola dan Matahari menjadi zona akhir.

Saat paling dekat dengan Matahari, pelindung surya komposit karbon setebal 4½ inci harus tahan terhadap suhu yang mendekati 2.500 derajat Fahrenheit. Namun, bagian dalam pesawat ruang angkasa dan instrumennya akan tetap berada pada suhu kamar yang stabil.

"Terbang begitu dekat dengan Matahari, Parker Solar Probe sekarang merasakan kondisi di lapisan atmosfer matahari yang didominasi secara magnetis, korona yang tidak pernah kita dapat sebelumnya," ujar ilmuwan proyek Parker, Nour Raouafi.

"Kami melihat bukti berada di korona dalam data medan magnet, data angin Matahari, dan visual dalam gambar. Kami benar-benar dapat melihat pesawat ruang angkasa terbang melalui struktur koronal yang dapat diamati selama gerhana matahari total," tambahnya.

Parker Solar Porbe Akan Lanjutkan Misinya

Lebih lanjut, Parker kemungkinan besar berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat selama terbang lintas di masa depan karena siklus 11 tahun Matahari membuatnya memanas dengan aktivitas selama beberapa tahun ke depan.

Setiap 11 tahun, Matahari menyelesaikan siklus aktivitas tenang dan badai Matahari memulai siklus baru. Perlu dicatat, sangat penting untuk memahami siklus Matahari karena cuaca luar angkasa seluruhnya tergantung pada Matahari, letusan seperti jilatan api Matahari dan peristiwa lontaran massa korona dapat berdampak pada jaringan listrik, satelit, GPS, maskapai penerbangan, roket, dan astronot di luar angkasa.

Siklus Matahari terbaru, yang dimulai pada bulan Desember 2019 telah diprediksi memuncak pada bulan Juli tahun 2025, yang berarti peningkatan aktivitas Matahari. Ini berarti bahwa tepi luar korona Matahari akan mengembang dan Parker kemungkinan akan menghabiskan lebih banyak waktu terbang melalui atmosfer luar Matahari.