Bagikan:

YOGYAKARTA – India berambisi mempelajari Matahari dengan meluncurkan proyek Aditra L-1. Tentu saja proyek tersebut jadi sorotan di seluruh dunia, khususnya di kalangan ilmuan. Artikel berikut ini akan membantu masyarakat mengenal proyek Aditya L-1 yang segera diluncurkan India bulan depan.

Mengenal Proyek Aditya L-1

Proyek Aditya L-1 adalah misi yang diluncurkan oleh India dalam rangka mempelajari Matahari. Dalam bahasa Sansekerta, Aditra berarti Matahari. Dalam misi tersebut akan diluncurkan pesawat luar angkasa yang saat ini sudah tiba di lokasi peluncurannya yakni di  Pulau Sriharikota, di pantai timur India.

Rencana peluncuran satelit Aditya L-1 sendiri awalnya dijadwalkan pada tanggal 28 Agustus, namun diundur menjadi tanggal 2 September nanti, demikian dilaporkan Indian Space Research Organisation (ISRO) atau Organisasi Penelitian Luar Angkasa India, badan antariksa nasional India.

Perlu diketahui, peluncuran Aditya L-1 ke untuk mempelajari Matahari tentu disambut baik di kalangan ilmuwan mengingat lapisan atmosfir terluar Matahari yang disebut Corona, masih jadi misteri. Pasalnya Corona memiliki suhu panas yang melebihi permukaan Matahari itu sendiri. Suhu panas Corona sendiri diperkirakan mencapai 1,8 juta derajat Fahrenheit (1 juta derajat Celsius). Misteri tersebut belum bisa terpecahkan meski ilmuwan terus mempelajari Matahari.

Dikutip dari situs resmi ISRO, pesawat luar angkasa Aditya L-1 akan berada di orbit Halo di sekitar titik Lagrange 1 (L1) sistem Matahari-Bumi, yang jaraknya dari Bumi sekitar 1,5 juta km. Penempatan itu disebut disebut strategis karena di tempat itu dapat dilakukan pengamatan Matahari tanpa okultasi/gerhana. Dengan begitu bisa dilakukan pula pengamatan aktivitas matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa secara real time.

Pesawat luar angkasa Aditra L-1 juga membawa tujuh muatan untuk tugas pengamatan fotosferkromosfer, dan lapisan terluar Matahari (korona) menggunakan detektor elektromagnetik dan partikel serta medan magnet.

Dengan berada di titik pandang khusus L1, empat muatan bisa melihat secara langsung Matahari. Sedang dua lainnya akan digunakan untuk mempelajari angin Matahari serta komponennya. Lalu satu sisanya adalah magnetometer yang dipakai untuk mengukur medan magnet melalui posisi pesawat ruang angkasa di L1 sebagaimana rencana misi.

Misi pengamatan Aditya-L1 sendiri memakan biaya hampir 3,8 miliar rupee atau kurang lebih Rp699 miliar. Pembangunannya dilakukan selama 15 tahun dan jadi misi peluncuran paling penting lainnya yang dilakukan India.

Sebelumnya, India juga meluncurkan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 yang diluncurkan dari Sriharikota menuju Bulan. Pesawat tersebut juga berhasil mendarat ke bumi di dekat Kutub Selatan pada 23 Agustus lalu. Chandrayaan-3 jadi pesawat luar angkasa pertama yang mendarat di tempat itu.

Selain mengenal Proyek Aditya L-1, kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.