JAKARTA - Apple dilaporkan sedang membekukan perekrutan dan menunda bonus untuk karyawannya, yang diklaim lebih baik ketimbang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) seperti perusahaan lain.
Memang, Apple merupakan salah satu dari sedikit perusahaan teknologi besar yang belum mengumumkan PHK di tengah penurunan ekonomi global yang sedang berlangsung.
Perusahaan mengambil beberapa cara untuk merampingkan biaya secara internal, seperti membuat perubahan pada cara membagikan promosi dan menunda bonus untuk karyawannya.
Misalnya saja mengurangi berapa kali dalam setahun melakukan pembayaran bonus dari dua kali setahun menjadi hanya sekali. Ini akan memengaruhi antar divisi yang bervariasi.
Biasanya Apple akan memberikan bonus pada April, tetapi dengan adanya laporan baru ini, dia hanya akan mengeluarkan pembayaran di Oktober.
Jumlah bonus tidak dikurangi, itu hanya akan digabungkan sebagai satu bonus daripada dibagi menjadi dua. Langkah ini akan memengaruhi karyawan ritel perusahaan, insinyur, dan manajer tingkat menengah.
Karyawan senior yang menjadi direktur atau dengan jabatan yang lebih tinggi dilaporkan tidak terpengaruh, dengan bonus mereka masih dibagikan setiap tiga bulan.
Seiring dengan perubahan bonus, Apple juga akan menyempurnakan kebijakan yang ada selama pembatasan perekrutan, seperti laporan Bloomberg yang dikutip dari Apple Insider, Kamis, 16 Maret.
BACA JUGA:
Raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino, AS itu telah memperlambat praktik perekrutannya sejak 2022, dengan memutuskan untuk membiarkan posisi kosong ketika karyawan keluar, tujuannya untuk mengurangi jumlah karyawan.
Di bawah laporan baru ini, tampaknya kebijakan tersebut sekarang akan berlaku untuk lebih banyak area perusahaan.
Meskipun Apple telah memberhentikan beberapa kontraktor, mengurangi anggaran perjalanan, dan memotong gaji CEO-nya Tim Cook, masih harus dilihat seberapa efektif langkah-langkah terbaru dalam mengurangi biaya keseluruhan.
Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, PHK besar-besaran telah terlihat dari Google, Microsoft, Amazon, Meta, Twitter dan masih banyak lagi perusahaan teknologi lainnya.