Bagikan:

JAKARTA - Hanya beberapa bulan setelah memecat 11.000 pekerja, Meta dirumorkan kembali berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam waktu dekat untuk mengatur ulang struktur manajemen mereka.

Berita itu muncul setelah CEO Meta Mark Zuckerberg mengisyaratkan pada Januari lalu akan ada putaran lain terjadi tahun ini.

Melansir The Washington Post yang mengetahui informasi ini dari seorang sumber internal, Meta berencana untuk menurunkan jabatan beberapa pemimpin dan tanpa memiliki anak buah, meratakan lapisan manajemen antara Zuckerberg dan pekerja magang perusahaan.

Selain itu, beberapa proyek diperkirakan juga akan dihentikan dan eksekutif Meta harus mengevaluasi cara termurah untuk menyelesaikan tugas yang paling diperlukan. Hal ini akan memengaruhi pekerja dalam peran non-teknik.

Pada putaran PHK kali ini diklaim bisa berjumlah ribuan dan mungkin tidak terjadi dalam satu hari, tetapi terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, juru bicara Meta, Dave Arnold, menolak berkomentar kepada The Washington Post tentang masalah tersebut, tetapi hanya merujuk pernyataan Zuckerberg sebelumnya dari Januari lalu.

"Kami menutup tahun lalu dengan beberapa PHK yang sulit dan merestrukturisasi beberapa tim. Saat kami melakukan ini, saya mengatakan dengan jelas bahwa ini adalah awal dari fokus kami pada efisiensi dan bukan akhir," ungkap Zuckerberg.

Dari penjelasan Zuckerberg memang memberi peringatan tentang kemungkinan akan ada lebih banyak PHK tahun ini. Namun, itu berbeda dengan pesan Zuckerberg setelah PHK besar-besaran November tahun lalu ketika dia mengatakan tidak akan lagi ada PHK, seperti dikutip dari 9to5Mac, Kamis, 23 Februari.

Pada saat itu, induk Facebook dan Instagram tersebut melepaskan 13 persen tenaga kerjanya, sekira lebih dari 11.000 karyawan karena bergulat dengan biaya yang melonjak dan pasar periklanan yang lemah.

PHK tahun lalu adalah yang pertama dalam 18 tahun sejarah Meta. Perusahaan teknologi lainnya juga melakukan hal serupa dengan memangkas ribuan pekerjaan, termasuk induk Google, Alphabet, Microsoft, dan Snap.