JAKARTA - Microsoft telah bermitra dengan penyedia infrastruktur blockchain terdesentralisasi, Ankr, untuk menyediakan layanan node hosting yang baru di Azure Marketplace Microsoft. Selain itu, kemitraan ini akan melihat integrasi teknologi dari kedua perusahaan, menggabungkan infrastruktur blockchain Ankr dengan solusi cloud Microsoft.
Menurut Ankr, layanan penerapan node enterprise akan menawarkan koneksi blockchain berlatensi rendah untuk proyek Web3 sehingga pengembang dapat menghabiskan waktu mereka untuk mengembangkan aplikasi mereka. Layanan ini meneruskan transaksi, menerapkan kontrak pintar, dan dapat membaca atau menulis data blockchain.
Dengan meng-upgrade load balancer-nya untuk menggunakan solusi routing berbasis Azure, Ankr mengatakan perusahaan akan dapat lebih meningkatkan proses transaksi dengan secara efisien merutekan permintaan Remote Procedure Call ke node yang paling cocok. Dengan integrasi teknologi ini, klien akan dapat mengelola solusi node hosting dengan pilihan spesifikasi khusus untuk memori, bandwidth, dan lokasi global untuk node blockchain.
BACA JUGA:
"Kemitraan ini, sementara merupakan tonggak yang luar biasa bagi Ankr, juga merupakan indikator kunci tentang seberapa jauh web terdesentralisasi telah berintegrasi dengan pemain penting di setiap lapisan sistem web. Hasil akhirnya akan menjadi era pembangunan yang sangat produktif untuk aplikasi berbasis blockchain dari proyek Web3 baru serta perusahaan besar yang memasuki ruang ini," kata Chandler Song, co-founder dan CEO Ankr, dikutip Cointelegraph.
"Banyak pengembang dan organisasi yang sedang menjelajahi bagaimana Web3 dapat membantu menyelesaikan tantangan bisnis dunia nyata, dan kemitraan kami dengan Ankr akan memungkinkan mereka untuk mengakses data blockchain secara andal, dapat diskalakan, dan aman," kata Rashmi Misra, General Manager kecerdasan buatan dan teknologi yang muncul di Microsoft.
Sebelumnya, Cointelegraph melaporkan pada 14 Mei 2021, bahwa Microsoft menutup layanan Azure Blockchain-nya tanpa penjelasan resmi. Pada 15 Desember 2022, raksasa teknologi Amerika itu melarang penambangan cryptocurrency pada layanan cloud-nya, dengan alasan perlunya melindungi layanan online-nya dari risiko seperti penipuan cyber, serangan, dan akses yang tidak sah ke sumber daya pelanggan.