Kini Google Cloud Jadi Validator Kripto Solana
Google Cloud bermitra dengan Solana. (Foto; Dok. Columbus News)

Bagikan:

JAKARTA – Google Cloud mulai merambah ke industri Web3. Hal tersebut ditandai dengan terjalinnya kerja sama perusahaan dengan protokol lain yang bergerak dalam pengembangan blockchain.

Google Cloud, sebuah divisi dari raksasa teknologi multinasional Amerika, Alphabet Inc telah mengumumkan bahwa mereka sekarang menjadi validator untuk protokol blockchain Solana. Seperti yang dirinci oleh raksasa teknologi tersebut, ini akan menciptakan banyak peluang pertumbuhan bagi protokol berbasis Solana untuk meningkatkan skala dan terhubung dengan dunia yang lebih luas.

Google Cloud mengumumkan langkah tersebut pada  Sabtu, 5 November menambahkan bahwa mereka akan meluncurkan Blockchain Node Engine untuk protokol Solana pada tahun 2023. Perusahaan menggambarkan mesin node yang diusulkan sebagai "layanan hosting node yang dikelola sepenuhnya" untuk blockchain Solana, menurut laporan CoinSpeaker.

“Kami ingin membuatnya satu klik untuk menjalankan node Solana dengan cara yang hemat biaya,” ujar manajer produk Google Web3, Nalin Mittal pada konferensi Breakpoint Solana di Lisbon, Portugal.

Google mengatakan rencananya untuk blockchain Solana dan akan berpartisipasi aktif dalam pertumbuhan dan urusan jaringan. Raksasa teknologi itu mengatakan akan mengindeks semua data Solana pada akhir kuartal pertama tahun 2023. Perusahaan ini juga mengonfirmasi bahwa setelah pengindeksan lengkap, mereka akan menambahkan data ke BigQuery Data Warehouse-nya, sebuah dorongan yang akan "memudahkan ekosistem pengembang Solana untuk mengakses data historis."

Bagian dari manfaat yang akan dimiliki startup dalam ekosistem Solana adalah akses ke program kredit Google. Google Cloud mengumumkan bahwa "startup terpilih dalam ekosistem Solana" akan dapat mengajukan permohonan hingga $100.000 dalam bentuk Kredit Cloud.

Adopsi layanan berbasis cloud sebagai substrat untuk pengembangan entitas berbasis blockchain tumbuh pada tingkat yang sangat sporadis. Meskipun ada alternatif cloud yang terdesentralisasi, sebagian besar bursa dan protokol masih lebih memilih layanan dari penawaran terpusat, karena dinilai lebih stabil, aman, dan fungsional saat ini.

Tidak Hanya Bermitra dengan Solana

Perusahaan layanan komputasi awan milik Alphabet Inc. itu juga menjalin kemitraan dengan protokol lain dari industri blockchain termasuk Near Protocol, Hedera Hashgraph, Dapper Labs, dan perusahaan lainnya.

Google Cloud adalah pemimpin terdepan sebagai perusahaan penyedia layanan cloud. Meski begitu, Google Cloud juga menjadi pilihan utama para pengembang dari industri Web3 karena kelengkapan dan kecepatan infrastruktur yang disediakan perusahaan tersebut.

"Perusahaan dan proyek Web3 memilih Google Cloud karena lebih cepat dan lebih mudah untuk menyelesaikan berbagai hal. Mengurangi kebutuhan pemeliharaan infrastruktur, perkakas khusus, dan operasi," kata Google dalam uraiannya tentang manfaat yang akan diperoleh oleh protokol yang dibangun di atasnya.

Sebagai pemain besar dalam bidangnya, Google Cloud tidak sendirian dan harus bersaing dengan perusahaan lain seperti Amazon Web Services (AWS) dan juga Microsoft Azure.