Bagikan:

JAKARTA – Mantan whistleblower Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden, baru-baru ini mengkritik blockchain Solana karena dianggap terlalu terpusat. Pernyataan ini disampaikan oleh Snowden melalui video konferensi pada pergelaran acara kripto terbesar TOKEN 2049 yang berlangsung di Singapura. 

Snowden mengungkapkan kekhawatirannya terkait model operasional Solana yang disebut rentan terhadap manipulasi oleh negara dan pihak-pihak yang berniat jahat. Dia menyoroti bahwa meskipun Solana dikenal karena kecepatan dan efisiensinya dalam pemrosesan transaksi, inovasi tersebut mengorbankan prinsip desentralisasi yang menjadi fondasi utama teknologi blockchain

"Solana mengambil gagasan bagus,” ujarnya. Lalu dia menambahkan, “Bagaimana kalau kita sentralisasi semuanya? Ini akan lebih cepat, lebih efisien, lebih murah... dan ya, tidak ada yang menggunakannya kecuali untuk meme coin dan scamming,” tutur Snowden.

Sontak saja pernyataan Snowden ini memicu perdebatan di kalangan komunitas kripto yang hadir di acara tersebut. Isu sentralisasi Solana bukanlah hal baru. Beberapa waktu lalu, sejumlah pihak telah melontarkan kritikan terkait struktur tata kelola (governance) Solana yang dinilai terlalu terkonsentrasi pada segelintir pihak.

Melansir CryptoBriefing, laporan terbaru dari seorang pendukung Cardano mengungkapkan bahwa lebih dari 73 persen validator Solana mematuhi aturan KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering).

Validator-validators tersebut menerima subsidi melalui alat Stake-o-matic dari Solana. Hal ini menurut beberapa pihak membuat jaringan Solana lebih menyerupai lembaga keuangan tradisional dibandingkan jaringan blockchain terdesentralisasi.

Meskipun terdapat kekhawatiran soal sentralisasi, token asli Solana, SOL, tetap menunjukkan pertumbuhan signifikan. Pada saat penulisan, harga SOL diperdagangkan di level Rp2,2 jutaan. Dari segi performa harga, SOL naik 6,2% dalam 24 jam terakhir menurut data CoinGecko pada 4 Oktober 2024. Saat ini SOL menempati peringkat 5 di bawah USDT dan BNB sebagai aset kripto terbesar berdasarkan market cap.