JAKARTA - Do Kwon, pendiri Terra LUNA asal Korea Selatan, dilaporkan telah mencairkan 10.000 Bitcoin senilai lebih dari 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun) setelah proyek Terraform Labs runtuh.
Menurut laporan Bloomberg, Kwon menggunakan bank Swiss yang tidak disebutkan namanya untuk mencairkan BTC tersebut antara "Juni 2022 dan tanggal pengaduan ini," yang diajukan pada 16 Februari.
Sebelumnya, Kwon dan Terraform Labs telah dikejar hukum oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS atas skema mata uang kripto yang menipu investor dengan kerugian miliaran dolar ketika UST dan LUNA yang jatuh ke nol.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh agensi pengawas sekuritas AS, lebih dari 10.000 BTC yang sebelumnya ditransfer dari pertukaran terpusat ke dompet dingin, kemudian dikirim ke bank Swiss dan ditukar dengan uang tunai pada Mei tahun lalu. Hal ini menimbulkan tuduhan baru dari pengawas sekuritas AS atas aksi Kwon.
BACA JUGA:
Meskipun Kwon telah berulang kali berjanji untuk mengungkapkan keberadaannya, saat ini dia masih buron dan dilaporkan bersembunyi di Serbia. Menurut jaksa Korea Selatan, keberadaannya masih belum diketahui dan sulit untuk mengkonfirmasi apapun terkait penyelidikan pada tahap ini. Laporan terbaru tentang masalah ini mengklaim bahwa salah satu pendiri TFL berada di Serbia.
Sementara itu, sebelumnya SEC telah menggugat Kwon dan Terraform Labs atas skema mata uang kripto yang menipu investor dengan kerugian miliaran dolar ketika UST dan LUNA runtuh menjadi hampir 0 rupiah. Tindakan hukum ini dilakukan oleh SEC karena mereka melihat bahwa skema ini telah merugikan banyak investor.
Terraform Labs sebelumnya mempunyai misi untuk membangun sistem keuangan terdesentralisasi yang akan memberikan akses ke layanan keuangan bagi siapa saja tanpa kebutuhan akan perantara.
Meski begitu, gagasan ini ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan dan berakhir dengan skandal penipuan. Kejadian ini menunjukkan bahwa sektor mata uang kripto masih belum terbebas dari risiko kejahatan dan manipulasi.