Bagikan:

JAKARTA - Virgin Orbit telah mengumumkan temuan awal penyelidikannya atas kegagalan misi bersejarah Start Me Up yang diluncurkan dari Spaceport Cornwall, Inggris, pada 9 Januari lalu.

Investigasi itu dipimpin oleh Jim Sponnick dari United Launch Alliance (ULA) dan Chief Engineer Virgin Orbit Chad Foerster, dengan pengawasan dari Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat (AS), cabang Investigasi Kecelakaan Udara Inggris, dan otoritas lainnya.

Tim diberi akses ke data telemetri ekstensif pada peluncuran yang dikumpulkan oleh stasiun darat yang berlokasi di Inggris, Irlandia, dan Spanyol.

Mereka juga mempelajari data yang direkam oleh Cosmic Girl, pesawat Boeing 747 yang dikonversi dan berfungsi sebagai platform peluncuran terbang untuk roket yang dikerahkan dari udara.

Misi itu menggunakan pesawat luar angkasa dua tahap LauncherOne yang membawa satelit komersial dan milik pemerintah.

Dalam investigasi itu, tim mengonfirmasi persiapan pra-penerbangan, lepas landas dan terbang Cosmic Girl serta pelepasan LauncherOne dari bawah sayap pesawat semuanya berhasil dilaksanakan.

Demikian pula, pengapian tahap pertama, penerbangan, pemisahan LauncherOne serta pengapian tahap kedua dan pemisahan fairing roket berjalan sesuai rencana.

"Masing-masing tonggak ini merupakan pencapaian pertama dari jenisnya untuk setiap upaya peluncuran orbit dari Eropa Barat," ungkap Virgin Orbit dalam pengumuman hasil investigasinya.

“LauncherOne bekerja dengan sukses di keempat penerbangan operasional sebelumnya, secara akurat mengirimkan 33 muatan ke orbit yang diperlukan," imbuhnya.

Namun, misi itu gagal mencapai orbit target setelah pembakaran pertama tahap kedua, tim telah menentukan bahwa filter seharga 100 dolar AS (Rp1,5 jutaan) di dalam saluran umpan bahan bakar terlepas dari posisi normalnya.

Menyebabkan pompa bahan bakar yang terletak di hilir filter tidak berfungsi dengan baik dan mesin Newton 4 kekurangan bahan bakar.

“Cara yang tidak biasa ini mengakibatkan mesin beroperasi pada suhu mesin yang jauh lebih tinggi dari rata-rata. Komponen di hilir dan di sekitar mesin panas yang tidak normal akhirnya tidak berfungsi, menyebabkan dorongan tahap kedua berhenti sebelum waktunya," jelas Virgin Orbit.

Inilah yang menyebabkan pesawat itu mengalami penghentian dini, akhirnya terbakar bersama dengan muatan satelit selama masuk kembali ke atmosfer setelah jatuh kembali dari luar angkasa.

Perusahaan yang didirikan oleh miliarder Richard Branson itu menganggap kegagalan misi sebagai pengalaman dan menjadikannya pembelajaran ke depannya.

Tetapi, tetap saja misi yang sebagai peluncuran orbital Inggris pertama, waktunya tidak tepat. Perusahaan mengungkapkan, bagaimanapun, keempat penerbangan operasional sebelumnya berhasil, mengirimkan 33 muatan ke orbit yang diperlukan.

Sekarang, Virgin Orbit sedang membuat rencana untuk mereplikasi kondisi penerbangan untuk menentukan akar penyebab atau penyebab kegagalan tersebut, seperti dikutip dari Express, Kamis, 16 Februari.

"Sejumlah tes sedang dilakukan untuk mendukung penyelidikan dan membantu menghasilkan kesimpulan yang pasti. Pada akhirnya, semua penyebab kegagalan yang kredibel akan ditangani sebelum misi LauncherOne berikutnya," tutur Virgin Orbit.

Sebelumnya diwartakan, hal serupa juga dinyatakan oleh CEO Virgin Orbit Dan Hart, di mana bukti sejauh ini menunjukkan filter di mesin tahap kedua roket terlepas dan menyebabkan masalah.

"Semuanya menunjuk ke, saat ini, filter yang jelas ada saat kami merakit roket tetapi tidak di sana saat mesin tahap kedua dihidupkan, artinya copot dan menimbulkan kerusakan di hilir," jelas Hart.

"Ini seperti bagian 100 dolar AS yang membawa kami keluar," tambahnya.

Hart juga mengatakan Virgin Orbit tidak akan lagi menggunakan filter tersebut dan saat ini sedang mencari jalan lain untuk melakukan perbaikan.