Bagikan:

JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan, tingkat okupansi hotel di Jakarta pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 cenderung lebih rendah dibandingkan hari biasa.

"Jakarta selalu mengalami penurunan okupansi selama libur Nataru," kata Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Sebaliknya, di kota-kota besar lainnya, terutama yang menjadi tujuan wisata, tingkat okupansi hotel justru meningkat. Beberapa kota tersebut antara lain Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Bali.

Hariyadi menjelaskan, rata-rata okupansi hotel di Jakarta selama liburan Nataru hanya berkisar antara 20 hingga 30 persen, karena Jakarta bukan merupakan destinasi wisata utama.

Ia menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan hari kerja biasa, tingkat okupansi hotel di Jakarta jauh lebih tinggi, yaitu lebih dari 70 persen dari total kamar yang tersedia.

"Surabaya dan Jakarta memiliki pola yang sama, dimana tingkat okupansi hotel cenderung rendah selama liburan," ungkapnya.

Hariyadi juga menyebutkan di kota-kota besar yang menjadi tujuan wisata, seperti Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Bali, tingkat okupansi hotel lebih tinggi, dengan rata-rata mencapai 70 hingga 90 persen.

Menurutnya, di daerah yang memiliki objek wisata utama, tingkat okupansi hotel bisa mencapai 90 persen, sementara di daerah yang lebih jauh dari objek wisata atau pusat kota, rata-rata okupansi sekitar 70 persen.

Terutama di Yogyakarta dan Bali, Hariyadi menambahkan ada peningkatan signifikan dalam tingkat okupansi. Hal ini disebabkan oleh kemudahan akses menuju kedua daerah tersebut, baik melalui tol baru di Yogyakarta maupun tarif tiket pesawat yang relatif terjangkau untuk Bali.

"Setelah adanya tol fungsional, Yogyakarta mengalami lonjakan pengunjung, sementara Bali juga mendapat manfaat dari harga tiket pesawat yang stabil," tuturnya.