JAKARTA - Acapkali perempuan pendobrak stereotipe gender disandingkan dengan Srikandi, tokoh perempuan dalam epos Mahabharata yang lekat dengan nilai-nilai emansipasi wanita.
Apabila India memiliki Srikandi yang piawai dalam olah panah, maka Indonesia memiliki Aura Rahmi Ramadana yang mahir dalam mengendalikan "ular besi", yakni rangkaian kereta listrik LRT Jabodebek.
Meski harus melalui berbagai tantangan kala meniti karier dalam profesi yang didominasi oleh laki-laki, Aura tak memadamkan mimpinya untuk menjadi seorang pengemudi kereta api atau masinis.
“Bagi saya, menjadi masinis bukan sekadar karier, melainkan bentuk pelayanan untuk masyarakat, dan itu memberikan makna mendalam dalam hidup saya,” demikian Aura Rahmi Ramadana memaknai profesinya sebagai seorang masinis, dilansir Antara, Kamis 26 Desember.
Perjalanan yang ditempuh oleh Aura dalam meraih mimpinya tak terlepas dari kebijakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang memberi ruang bagi para perempuan Indonesia untuk meniti karier sebagai seorang masinis.
Aura ingin membagikan pengalamannya guna menjadi inspirasi bagi para masyarakat, terutama perempuan di luar sana, yang bermimpi untuk menjadi seorang masinis.
Berlatih hingga ke Negeri Jiran
Putri Baturaja, Sumatera Selatan, ini mengisahkan awal mula dirinya meniti karier sebagai seorang masinis. Ia mengaku menjalani proses yang cukup panjang dan menantang, dimulai dari seleksi administrasi, tes kesehatan, tes psikologi, hingga wawancara.
Setelah dinyatakan lulus dan menjadi bagian dari insan perkeretaapian, Aura pun mengikuti pelatihan intensif yang mencakup teori, praktik langsung di lapangan, dan simulasi pengoperasian kereta.
Pelatihan tersebut tak hanya ia jalani di Indonesia, tetapi hingga bertandang ke Malaysia untuk belajar tentang cara pengoperasian kereta.
Adapun sejumlah pelatihan yang telah Aura lalui, meliputi pelatihan awak sarana perkeretaapian tingkat pertama dengan penggerak listrik (0.61) di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Bekasi; kecakapan awak sarana perkeretaapian tingkat pertama (0.62) di LRT Sumatera Selatan; serta pelatihan awak sarana perkeretaapian otomatis (Professional Metro Train Driver) di Prasana Malaysia Berhad.
Aura juga menjalani pelatihan Diklat SOP Train Attendant Sistem Grade of Automation (GoA) 3 Divisi LRT Jabodebek.
Berbagai proses tersebut ia lalui dengan penuh kesungguhan dan dedikasi, hingga berhasil mengantongi sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian Otomatis (2023–2027) setelah dinyatakan lulus uji sertifikasi.
“Setelah dinyatakan lulus, saya resmi diangkat menjadi masinis muda,” ucap dia.
Berbagai pelatihan tersebut juga membekali Aura dengan keahlian untuk mengoperasikan LRT Jabodebek berbasis sistem otomatis dan manual, keselamatan operasional dan penanganan situasi darurat, serta memahami standar pelayanan transportasi publik.
Jerih payahnya dalam meraih mimpi pun terbayarkan. Aura menerima berbagai fasilitas yang diberikan oleh KAI, meliputi gaji, tunjangan kesehatan, asuransi, dan program kesejahteraan lainnya.
Aura merasa seluruh fasilitas yang ia terima merupakan bentuk penghargaan atas tanggung jawab besar yang diemban oleh para masinis. Ia termotivasi untuk bekerja dengan maksimal dan fokus pada tanggung jawabnya sebagai seorang masinis.
Kini, Aura bertugas sebagai masinis kereta listrik LRT Jabodebek yang menggunakan teknologi otomatis (driverless). Meski kereta ini berbasis otomatis, peran masinis tetap penting dalam memantau dan memastikan kelancaran perjalanan serta keamanan penumpang.
Transformasi transportasi publik
Walaupun menjadi masinis tak lagi sebatas bunga tidur bagi Aura, ia tetap tak letih mengasah ilmu dan terus belajar. Aura tak kehabisan batu lompatan setelah berhasil mewujudkan cita-citanya.
Merujuk kembali kepada bagaimana Aura memaknai profesi masinis sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat, Srikandi kelahiran 1998 ini mengarahkan anak panahnya pada target yang baru.
Ia membidik pengembangan pemanfaatan teknologi dalam transformasi transportasi publik, khususnya perkeretaapian, untuk menjadi langkah lanjutannya.
Harapan yang kini menjadi kompas dalam perjalanan kariernya adalah meningkatkan keahlian dalam pengoperasian kereta berbasis teknologi canggih. Ia berkomitmen untuk mendalami sistem kereta otomatis (driverless) guna mendukung peningkatan efisiensi dan keamanan di dunia perkeretaapian.
Dengan demikian, Aura berharap bisa berkontribusi secara langsung dalam pengembangan moda transportasi serupa di masa depan.
Tak hanya itu, ia juga ingin menyebarluaskan pengalaman dan pengetahuannya kepada generasi muda, terutama perempuan, agar semakin banyak yang tertarik untuk berkarier di bidang transportasi publik, khususnya perkeretaapian.
Aura berpesan kepada para perempuan agar tidak takut bermimpi besar, meski apa yang diimpikan dianggap tidak umum bagi perempuan.
Ia sendiri membuktikan ucapan tersebut melalui keberhasilannya dalam meraih mimpi untuk menjadi seorang masinis. Menurut dia, capaiannya menjadi bukti bahwa perempuan juga bisa berperan besar, khususnya dalam bidang kemajuan dunia transportasi.
BACA JUGA:
Kunci dari keberhasilannya adalah keyakinan pada diri sendiri, kegigihan untuk terus belajar, dan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Aura meyakini bahwa melalui kariernya sebagai seorang masinis, ia dapat membantu mobilitas banyak orang, baik untuk pekerjaan, pendidikan, hingga menjaga terjalinnya tali silaturahmi antaranggota keluarga yang terpisah oleh jarak.
Dalam mengemban tanggung jawab dan menjalankan tugasnya, Aura berpegang teguh pada komitmen untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuan mereka dengan aman, nyaman, dan tepat waktu.
“Melalui pekerjaan ini, saya dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat,” ucap Aura.