Bagikan:

JAKARTA – Peluncuran pertama roket LauncherOne milik Virgin Orbit dari tanah Inggris seharusnya menjadi tonggak sejarah, tetapi berakhir dengan kegagalan karena satu komponen yang hanya dibanderol 100 dolar AS setara Rp1,5 jutaan.

Hal itu dinyatakan CEO Virgin Orbit Dan Hart, dimana bukti sejauh ini menunjukkan filter di mesin tahap kedua roket terlepas dan menyebabkan masalah.

“Semuanya menunjuk ke, saat ini, filter yang jelas ada saat kami merakit roket tetapi tidak di sana saat mesin tahap kedua dihidupkan, artinya copot dan menimbulkan kerusakan di hilir,” jelas Hart.

“Ini seperti bagian 100 dolar AS yang membawa kami keluar,” tambahnya.

Hart juga mengatakan Virgin Orbit tidak akan lagi menggunakan filter tersebut dan saat ini sedang mencari jalan lain untuk melakukan perbaikan.

Diketahui, perusahaan pernah meluncurkan misi bersejarahnya yang dijuluki Start Me Up dari Spaceport Cornwall pada 9 Januari lalu. Awalnya, semua berjalan dengan lancar, di mana roket LauncherOne bisa terlepas dari pesawat pengakutnya.

Saat itu, Virgin Orbit melaporkan tahap pemisahannya berhasil. Namun tak lama, roket tersebut tiba-tiba tidak dapat mencapai orbit seperti yang direncanakan.

Roket LauncherOne pada misi ini membawa satelit dari tujuh pelanggan, termasuk entitas pemerintah. Salah satu muatannya adalah proyek bersama antara Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris dan Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS yang disebut Coordinated Ionospheric Reconstruction CubeSat Experiment (CIRCE).

Dikutip dari Engadget, Jumat, 10 Februari, Hart menyatakan, perusahaan memang belum selesai dengan penyelidikannya, namun dia cukup percaya diri untuk mengungkapkan hasilnya.

Terakhir, dia juga berjanji untuk melakukan penyelidikan penuh atas akar penyebab anomali tersebut, tetapi mereka akan mencoba peluncuran misi lainnya paling cepat akhir tahun ini.

Usahaan pernah meluncurkan misi bersejarahnya yang dijuluki Start Me Up dari Spaceport Cornwall pada 9 Januari lalu. Awalnya, semua berjalan dengan lancar, di mana roket LauncherOne bisa terlepas dari pesawat pengakutnya.

Saat itu, Virgin Orbit melaporkan tahap pemisahannya berhasil. Namun tak lama, roket tersebut tiba-tiba tidak dapat mencapai orbit seperti yang direncanakan.

Roket LauncherOne pada misi ini membawa satelit dari tujuh pelanggan, termasuk entitas pemerintah. Salah satu muatannya adalah proyek bersama antara Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris dan Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS yang disebut Coordinated Ionospheric Reconstruction CubeSat Experiment (CIRCE).

Dikutip dari Engadget, Jumat, 10 Februari, Hart menyatakan, perusahaan memang belum selesai dengan penyelidikannya, namun dia cukup percaya diri untuk mengungkapkan hasilnya.

Terakhir, dia juga berjanji untuk melakukan penyelidikan penuh atas akar penyebab anomali tersebut, tetapi mereka akan mencoba peluncuran misi lainnya paling cepat akhir tahun ini.

Usahaan pernah meluncurkan misi bersejarahnya yang dijuluki Start Me Up dari Spaceport Cornwall pada 9 Januari lalu. Awalnya, semua berjalan dengan lancar, di mana roket LauncherOne bisa terlepas dari pesawat pengakutnya.

Saat itu, Virgin Orbit melaporkan tahap pemisahannya berhasil. Namun tak lama, roket tersebut tiba-tiba tidak dapat mencapai orbit seperti yang direncanakan.

Roket LauncherOne pada misi ini membawa satelit dari tujuh pelanggan, termasuk entitas pemerintah. Salah satu muatannya adalah proyek bersama antara Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris dan Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS yang disebut Coordinated Ionospheric Reconstruction CubeSat Experiment (CIRCE).

Dikutip dari Engadget, Jumat, 10 Februari, Hart menyatakan, perusahaan memang belum selesai dengan penyelidikannya, namun dia cukup percaya diri untuk mengungkapkan hasilnya.

Terakhir, dia juga berjanji untuk melakukan penyelidikan penuh atas akar penyebab anomali tersebut, tetapi mereka akan mencoba peluncuran misi lainnya paling cepat akhir tahun ini.