Bagikan:

JAKARTA - Miliarder Bill Gates dibuat frustasi dan mengeluh kepada perusahaan teknologi khususnya yang memiliki media sosial, tentang teori konspirasi yang tersebar luas di platform. Menyebutkan, dia menggunakan vaksin COVID-19 sebagai keuntungan.

Beragam teori konspirasi muncul dengan menuduh Gates sebagai orang di balik pemberian vaksin COVID-19, dan akan menggunakannya untuk mengendalikan orang, mendapatkan keuntungan, dan tujuan depopulasi.

Bahkan, beberapa mengklaim, dia ingin memasukkan microchip pada manusia. Salah satu pendiri Microsoft itu membantah, dan menyebutnya sebagai cerita palsu serta informasi yang salah.

"Mungkin saya harus mengeluh lebih banyak lagi, tapi saya pasti menunjukkan cerita palsu ketika diterbitkan, atau bahkan orang-orang yang menyoroti kesalahan informasi yang hampir konyol," ungkap Gates dalam wawancaranya dengan program berita ABC, 7.30, dikutip Selasa, 7 Februari.

"Ada dialog terus-menerus dari siapa saja yang mendapatkan, Anda tahu, hal-hal gila ini diterbitkan, pergi ke platform digital dan berkata, 'Hei, lihat ini, lihat itu'," imbuhnya.

Di awal pandemi, ketika pemerintah di seluruh dunia mengalami kesulitan, Yayasan Bill dan Melinda Gates menyumbangkan 751 juta dolar AS setara Rp11,3 triliun kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari negara mana pun kecuali Jerman.

Gates mengklaim, sumber berita tradisional memperkuat penyebaran teori konspirasi tentang keterlibatannya dalam kampanye vaksin global.

"Saya pikir itu lebih dari media arus utama yang terus mengungkitnya, meskipun itu menggelikan. Itu lebih banyak menyebarkan desas-desus," ujar Gates.

Melansir Sputnik, Gates telah menjadi sasaran teori konspirasi jauh sebelum pandemi COVID-19, dimana ada asumsi yang tidak terbukti dia terlibat dalam penyebaran virus Zika pada 2015, tampaknya berasal dari sumbangannya untuk pengembangan dan pengujian nyamuk yang dimodifikasi secara genetik.

Dan COVID-19 kembali membuat Gates menjadi berita utama, dengan banyak unggahan di platform media sosial dan di pesan seluler yang menuduh filantropi itu mencoba melacak populasi melalui vaksinasi.

Satu unggahan, yang dibagikan lebih dari 16.000 kali, secara keliru mengklaim Gates adalah mitra di laboratorium virus Wuhan, China dan satu lagi secara keliru mengutip seorang spesialis Prancis dalam penyakit menular yang mendesak orang Afrika agar tidak mengambil vaksin Bill Gates untuk melawan COVID-19.

Namun, terlepas dari penyebaran informasi yang salah secara online, Gates mengatakan dia optimis tentang masa depan media sosial.

"Kami memiliki generasi mendatang yang diharapkan akan kreatif tentang media sosial dan bagaimana kami menjadikannya lebih sebagai kekuatan untuk kebaikan," jelas Gates.