JAKARTA - Pandemi COVID-19 banyak memunculkan teori konsprasi di seantero Amerika Serikat (AS). Rakyat AS yang percaya teori konsprasi seputar virus korona bejibun. Banyak pula sosok yang muncul dari kalangan pesohor politik. Robert F Kennedy Jr. (RFK Jr.), misalnya.
Keponakan mantan Presiden AS, John F. Kennedy itu jadi bagian rakyat AS yang tak percaya COVID-19 dan antivaksin. Ia menolak vaksin korona yang dianggapnya bikinan elit global – farmasi. Ia terus melawan dominasi farmasi besar menopoli sistem kesehatan dunia.
Teori konspirasi sebenarnya bukan barang di dunia. Dulu kala orang percaya teori konspirasi karena keterbatasan informasi. Tiada berita, tiada pula media massa. Khalayak yang tak puas akan informasi lalu menggelorakan informasi pembanding, sekalipun urusan bukti belakangan.
Kini keadaan berbeda. Media massa bejibun. Khalayak dapat dengan mudah mengakses informasi lewat ponsel pintar. Nyatanya, kebanyakan media justru memuat narasi seragam. Tiada pembeda antara media satu dan lainnya.
Isu media massa modern gambang di stir dan tak netral pun bermunculan. Kondisi itu membuat kalangan tertentu mulai mencari informasi pembanding. Pencarian demi pencarian itu yang kemudian memunculkan teori konspirasi.
Rakyat AS pun merasakannya pada 2020. Semuanya bermuara dari merebaknya pandemi COVID-19 hingga ke Negeri Paman Sam. Virus dari Wuhan itu buat panik di mana-mana. Korbannya kian banyak dan bertambah. Angka kematian meningkat. Belum lagi dampak urusan ekonomi higga merebaknya pengangguran.
Narasi itu membuat media massa muncul dengan gembar-gembor bahaya virus korona. Namun, tak sedikit yang menolak klaim media massa. Suara-suara terkait COVID-19 hanya virus buatan dan tak berbahaya merebak di antara pencinta teori konspirasi di AS.
Center for Countering Digital Hate (CCDH) mencoba mengidentifikasikan siapa dalang penyebaran teori konspirasi. CCDH menyebut ada 12 tokoh utama tolak COVID-19 dan semangat antivaksin di AS. Tokoh penyebarnya bukan dari kalangan biasa saja. Ada juga yang berasal dari kalangan pesohor politik yang juga pengacara macam Robert F Kennedy Jr. (RFK Jr).
“Di antara belasan orang tersebut terdapat dokter yang telah menganut pseudosains, seorang binaragawan, seorang blogger kesehatan, seorang fanatik agama, dan, yang paling menonjol adalah Robert F Kennedy Jr, keponakan John F Kennedy yang juga telah menghubungkan vaksin dengan autisme dan jaringan seluler 5G dengan pandemi COVID-19,” ungkap Erum Salam dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Majority of Covid Misinformation Came from 12 People, Report Finds (2021).
Melawan Farmasi
Kehadiran nama RFK Jr. sebagai penganut teori konspirasi dan antivaksin tak mengejutkan. Pria kelahiran Washington DC, 17 Januari 1954 sendiri bukan pemain baru. Ia sudah lama menyuarakan terkait semangat antivaksin, khusus vaksin terhadap anak-anak.
Ia menuduh pedagang vaksin – farmasi besar—memiliki agenda jahat terhadap anak-anak di AS. Ia melemparkan pikiran bahwa ada hubungan antara vaksin dan autisme sedari 2005. Klaim yang dilempar RFK Jr. Tentunya tak memiliki dasar ilmiah.
Namun, ia merasa pandangannya benar dan punya banyak pengikut. RFK Jr. lalu mendirikan organisasi nirlaba, Children's Health Defense yang bekerja untuk advokasi antivaksin. Eksistensi RFK Jr. lalu menguat kala dunia dihantam oleh COVID-19.
Ia menganggap pandemi COVID-19 sengaja dibuat-buat. Ketakutan akan virus Korona pun bak dibuat supaya mencekam. Orang-orang jadi takut lalu mendewakan vaksin COVID-19 sebagai solusi. Padahal, vaksin itu adalah biang keladi masalah sebenarnya – dapat membunuh umat manusia.
BACA JUGA:
Virus korona dianggap RFK Jr. tak memilih daya mematikan – tak lebih dari flu biasa. Anggapan itu membuat RFK Jr. berani jadi yang terdepan melawan kebijakan pemerintah di negara bagian AS yang memilih opsi karantina wilayah (lockdown).
Pandangan RFK Jr. menuai pro dan kontra. Ada yang menganggap teori konspirasi yang disebarkannya memuat kebenaran. Ada juga yang menganggapnya tak peka dengan korban COVID-19 yang terus berjatuhan di AS.
Perdebatan demi perdebatan terkait sikap antivaksin RFK Jr. menggelegar ke mana-mana. Namun, Presiden AS terpilih, Donald Trump justru memilihnya untuk menjadi Menteri Kesehatan AS.
Trump berharap besar supaya RFK Jr. dapat mengubah sistem kesehatan AS. RFK Jr. dapat melindungan rakyat AS dari bahan kimia berbahaya hingga produk farmasi yang tak bertanggung jawab.
“RFK Jr. pernah dihapus dari Instagram karena menyebarkan informasi yang salah tentang COVID-19. Halaman Facebook-nya tetap aktif, begitu pula akun Twitter-nya. Bulan lalu, RFK Jr. menerbitkan sebuah buku yang berisi serangan terhadap sejumlah tokoh AS, termasuk kepala penasihat medis Joe Biden.”
“Judulnya, The Real Anthony Fauci: Bill Gates, Big Pharma, and the Global War on Democracy and Public Health. Suatu buku yang mendapatkan status buku terlaris di Amazon,” tulis Martin Pengelly dalam laman The Guardian berjudul Guests Urged to be Vaccinated at Anti-vaxxer Robert F Kennedy Jr’s Party (2021).