Bagikan:

JAKARTA - Pengusaha dan miliarder Bill Gates berinvestasi di startup Australia, yang bertujuan mengurangi emisi metana dari sendawa sapi.

Melalui firma investasi Gates, Breakthrough Energy Ventures, mengucurkan dana 12 juta dolar AS setara Rp179 miliar kepada Rumin8.

Saat ini, Rumin8 sedang mengerjakan suplemen makanan untuk sapi yang dirancang menghentikan mereka bersendawa dan mengeluarkan gas metana.

Gates, telah lama menjadi pengkritik blak-blakan terhadap kentut sapi, karena metana yang mereka hasilkan di peternakan industri besar adalah salah satu pencemar terburuk dan penghasil gas rumah kaca.

Perusahaan tersebut juga didukung oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos, dan salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, yang juga merupakan orang-orang terkaya di planet ini.

Peternakan besar itu diisi oleh sapi, kambing, dan rusa, menghasilkan metana dalam jumlah besar setelah memakan rumput.

Ide Rumin8 adalah menggunakan suplemen yang direplikasi secara sintetis dari rumput laut merah untuk menghentikan gas.

"Kami sangat senang dengan penerimaan yang kami terima dari dana dampak iklim di seluruh dunia. Ada keinginan tulus untuk mendanai solusi emisi metana enterik dari peternakan dan untungnya bagi Rumin8, mereka dapat melihat manfaat dari teknologi kami," ungkap direktur pengelola Rumin8, David Messina.

Tahun lalu, pemerintah New Zealand mengusulkan pajak atas kentut dan urin yang dihasilkan oleh hewan ternak dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

Aturan itu, dikutip dari BBC Internasional, Rabu, 25 Januari, akan membuat petani membayar pajak atas emisi pertanian pada 2025, yang merupakan setengah dari gas rumah kaca di negara kepulauan tersebut.

Pada 2019, metana di atmosfer mencapai rekor tertinggi, sekitar dua setengah kali lipat dari era pra-industri. Yang membuat para ilmuwan khawatir adalah metana memiliki otot yang nyata dalam hal memanaskan planet ini.

Molekul metana individu memiliki efek pemanasan yang lebih kuat di atmosfer daripada molekul CO2 tunggal. Selama periode 100 tahun, metana dapat menyebabkan efek gas rumah kaca 28 hingga 34 kali lebih banyak daripada karbon dioksida, menjadikannya faktor utama di balik perubahan iklim.