Netflix Alami Pertumbuhan Pelanggan, Berencana Ekspansi Bisnis Iklan Pada Layanan TV
Ilustrasi Photo dok. Netflix

Bagikan:

JAKARTA - Netflix baru saja melaporkan hasil pendapatan di kuartal empat (Q4) 2022 yang berhasil mencaplok 7,85 miliar dolar AS setara Rp118 triliun. Tetapi angka ini mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya.

Sebagai perbandingan, perusahaan telah menghasilkan 7,93 miliar dolar AS pada Q3 dan 7,97 miliar dolar AS pada Q2 di tahun yang sama. Tetapi, Netflix sukses melampaui 230 juta pelanggan global, naik dari 223,09 juta berkat adanya penambahan 7,7 juta pelanggan.

Perusahaan mengandalkan bisnis iklannya untuk menjadi sumber pendapatan yang besar. Secara keseluruhan, diharapkan bisa menghasilkan 8,17 miliar dolar AS untuk Q1 2023.

Lebih lanjut, data Kantar menunjukkan paket berlangganan Netflix Basic with Ads sekarang menyumbang 12 persen dari basis pelanggannya. Meskipun Netflix berharap dengan itu dapat menarik pelanggan baru, tampaknya hanya beberapa pelanggan saat ini yang menukar ke paket 3 dolar AS per bulan.

Dalam surat kepada pemegang saham kemarin, Netflix menyatakan, peluncuran tingkat dukungan iklannya berhasil. Namun, perusahaan mengakui masih banyak yang harus dilakukan.

Kemungkinan lebih banyak pelanggan akan mempertimbangkan paket yang lebih murah saat perusahaan menambahkan semua kontennya ke dalam paket.

Selain itu, paket didukung iklan tidak tersedia di setiap wilayah. Basic with Ads hanya tersedia di AS, Inggris Raya, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Australia, Jepang, Korea, Brasil, Vanada, dan Meksiko.

Perusahaan tidak berencana untuk memperluas dalam waktu dekat, tetapi kemungkinan akan menargetkan pasar iklan yang lebih besar.

Secara keseluruhan, perusahaan mengakui 2022 adalah tahun yang suram. Raksasa streaming mengalami dua kuartal yang menyakitkan pada 2022, kehilangan lebih dari satu juta pelanggan global.

“Kami yakin kami memiliki jalur yang jelas untuk mempercepat kembali pertumbuhan pendapatan kami: terus meningkatkan semua aspek Netflix, meluncurkan pembagian berbayar, dan membangun penawaran iklan kami,” ujar Netflix.

Strategi Netflix Selanjutnya

Selama panggilan pendapatan kemarin, co-CEO Netflix Ted Sarandos mengatakan perusahaan akan mempertimbangkan opsi TV yang didukung iklan (FAST), sebuah langkah yang sekarang banyak dilakukan oleh perusahaan media karena tidak sedikit konsumen beralih ke layanan FAST.

“Kami terbuka untuk semua model berbeda yang ada di luar sana saat ini, tetapi kami memiliki banyak hal di piring kami tahun ini, baik dengan pembagian berbayar dan dengan peluncuran iklan kami dan melanjutkan daftar konten yang kami sedang mencoba untuk mengarahkan ke anggota kami. Jadi, kami pasti mengawasi segmen itu," ungkap Sarandos.

Meskipun penawaran saluran Netflix FAST mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, Sarandos tak menampik kemungkinan akan ada penawaran di masa mendatang. Jika Netflix menggunakan opsi FAST, langkah tersebut kemungkinan besar akan meningkatkan bisnis iklannya secara signifikan.

Menurut nScreenMedia dikutip dari TechCrunch, Sabtu, 21 Januari, industri FAST akan mencapai 216 juta pengguna aktif bulanan pada 2023, mendorong pendapatan iklan sebesar 4,1 miliar dolar AS.

Namun, Netflix dikenal lamban dalam mengikuti tren industri. Butuh waktu bertahun-tahun bagi mantan co-CEO Reed Hastings, yang baru saja mengumumkan akan mengundurkan diri, bahkan untuk mempertimbangkan peluncuran rencana dukungan iklan yang lebih murah.

Hulu adalah layanan streaming tertua ketiga setelah Netflix dan Amazon Prime Video yang telah menawarkan tingkat iklan selama lebih dari satu dekade.