JAKARTA – Mata uang kripto jenis stablecoin telah menarik perhatian sejumlah negara belakangan ini. Pasalnya stablecoin memiliki nilai yang stabil karena dipatok ke aset lain seperti fiat dan emas. Yang terbaru, Rusia dan Iran berencana merilis stablecoin untuk pembayaran internasional.
Kedua negara menjajaki kemungkinan perilisan stablecoin yang ditopang emas. Dengan adanya kemungkinan tersebut, kedua negara berpotensi mengatur regulasi kripto dengan jelas.
Bank sentral Iran sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menciptakan, dengan partisipasi Rusia, token digital untuk memfasilitasi perdagangan di wilayah Persia, menurut sebuah laporan yang mengutip kepala organisasi industri kripto di Federasi Rusia.
Koin tersebut dapat diterima sebagai alat pembayaran dalam penyelesaian internasional, Direktur Eksekutif Asosiasi Kriptoekonomi, Kecerdasan Buatan, dan Blockchain Rusia (Racib), Alexander Brazhnikov, mengatakan kepada harian bisnis Vedomosti.
“Diasumsikan bahwa token akan didukung oleh emas, itu akan menjadi stablecoin,” tulis keterangan tersebut.
BACA JUGA:
Menurut laporan Bitcoin.com News, meskipun pihak berwenang Rusia telah menunda penerapan peraturan komprehensif untuk bitcoin dan sejenisnya, dengan Bank Rusia menentang legalisasi mereka di negara tersebut, sebuah proposal untuk mengizinkan penggunaan stablecoin yang didukung emas diedarkan tahun lalu.
Saat ini, baru ada beberapa stablecoin yang dipatok emas salah satunya adalah PAX Gold. Koin tersebut menempati urutan 74 berdasarkan kapitalisasi pasarnya yang bernilai lebih dari 511 juta dolar AS. PAX Gold sendiri dikembangkan di atas blockchain Ethereum ERC20.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Rusia dan Iran sedang dalam tahap negosiasi untuk menggunakan mata uang kripto dalam perdagangan antara kedua negara. Berita ini dikonfirmasi oleh anggota Komite Kebijakan Informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia.
Namun, ia menyatakan bahwa masalah ini akan dibahas secara aktif di tingkat negara hanya setelah mata uang kripto diatur dengan baik. Rusia dan Iran yang sedang menghadapi sanksi ekonomi dan keuangan dari Barat, telah melihat mata uang kripto sebagai sarana untuk menghindari pembatasan. Kedua negara ini juga sedang mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC) mereka masing-masing yaitu Rubel Digital dan Rial Kripto.