Meteorit yang Ditemukan di Somalia Punya Dua Mineral Asing
Meteorit  seberat 15 ton ternyata menyimpan sebuah rahasia (foto: dok. University of Alberta)

Bagikan:

JAKARTA - Meteorit  seberat 15 ton ternyata menyimpan sebuah rahasia yang berhasil diungkapkan oleh para peneliti, yakni dua mineral baru yang belum pernah terlihat sama sekali di Bumi.

Batu luar angkasa itu merupakan terbesar kesembilan yang pernah ditemukan dengan lebar lebih dari 2 meter, dan digali di Somalia pada 2020.

Dua mineral yang ditemukan berasal dari satu irisan 70 gram yang dikirim ke University of Alberta, Canada untuk keperluan klasifikasi, dan tampaknya sudah ada mineral ketiga potensial yang sedang dipertimbangkan.

"Setiap kali Anda menemukan mineral baru, itu berarti bahwa kondisi geologis yang sebenarnya, kimia batuan, berbeda dari apa yang telah ditemukan sebelumnya," ujar kurator Koleksi Meteorit University of Alberta, Chris Herd.

Menurut Herad, jika para peneliti mendapatkan lebih banyak sampel dari meteorit itu, ada kemungkinan lebih banyak lagi yang bisa ditemukan. Dua mineral yang baru ditemukan diberi nama Elaliite dan Elkinstantonite.

Elaliite menerima namanya dari meteorit itu sendiri, yang dijuluki meteorit El Ali karena ditemukan di dekat kota El Ali, di wilayah Hiiraan, Somalia.

Herd menamai mineral kedua yang terinspirasi dari Lindy Elkins-Tanton, yakni penyelidik utama misi Psyche NASA yang akan datang, sebuah perjalanan ke asteroid kaya logam unik yang mengorbit Matahari antara Mars dan Jupiter.

"Lindy telah melakukan banyak pekerjaan tentang bagaimana inti planet terbentuk, bagaimana inti besi nikel ini terbentuk, dan analog terdekat yang kita miliki adalah meteorit besi. Jadi masuk akal untuk menamai mineral dengan namanya dan mengakui kontribusinya pada sains," jelas Herd.

Melansir Metro, Selasa, 27 Desember, bekerja sama dengan para peneliti di UCLA dan California Institute of Technology, Herd mengklasifikasikan meteorit El Ali sebagai meteorit Iron, IAB complex, salah satu dari lebih dari 350 meteorit dalam kategori tertentu.

Sejak hari pertama melakukan analisis, para peneliti mengetahui meteorit tersebut memiliki setidaknya dua mineral baru.

"Itu sangat fenomenal. Sebagian besar waktu dibutuhkan lebih banyak pekerjaan dari pada itu untuk mengatakan ada mineral baru," ungkap Heard.

Sebelumnya, para peneliti telah membuat versi sintetis dari kedua mineral tersebut pada 1980-an, sehingga komposisi mineral alami yang baru ditemukan dapat dicocokkan dengan mineral buatan manusia.

Saat ini, para peneliti terus menganalisis mineral untuk menentukan apa yang dapat mereka ketahui tentang kondisi meteorit saat terbentuk.

Sebenarnya, para peneliti ingin memeriksa sampel lain dari meteorit yang sama, tetapi Herd mengatakan ada laporan itu telah dipindahkan ke China. Meteorit sering dibeli dan dijual di pasar internasional.