Bagikan:

JAKARTA - Gojek, melalui anak usahanya GoPay resmi berinvestasi dan menguasai 22 persen saham di PT Bank Jago Tbk (ARTO). Lantas apa yang akan dilakukan Gojek dengan kepemilikan saham di Bank Jago?

Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, mengatakan investasi di Bank Jago ini merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat keberlanjutan bisnis Gojek di masa depan. Sekaligus membuka akses layanan perbankan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.

"Hal ini sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia," ungkap Andre dalam keterangan resminya.

Kemitraan ini pula memungkinkan pengguna Gojek memiliki akses ke layanan perbankan digital melalui platform Gojek. Termasuk membuka rekening Bank Jago, dan mengatur keuangannya melalui aplikasi.

Kolaborasi ini juga menambah deretan kerjasama yang telah dilakukan Gojek dan GoPay dengan berbagai lembaga keuangan untuk menyediakan layanan keuangan kepada ekosistem Gojek sejak 2017 silam. Hal ini sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia.

"Kolaborasi ini akan menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Melalui kolaborasi ini, kami juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya," ujar Andre.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan pihaknya sangat menanti untuk bekerjasama dengan Gojek yang memiliki jutaan konsumen dan mitra usaha di seluruh Indonesia.

"Kolaborasi strategis antara Bank berbasis teknologi seperti Jago dan super-app seperti Gojek merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kolaborasi mendalam ini akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan bisa terus menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri," kata Kharim.

Super-app Gojek

Di sisi lain, Kharim menjelaskan niat Bank Jago dalam menerima kucuran dana ini, tahun depan rencananya mereka bakal segera meluncurkan aplikasi keuangan, seiring dengan kehadiran Gojek sebagai investor baru. Perseroan pun bakal mengincar segmen mass market untuk menggarap peluang pasar baru yang dinilai lebih menjanjikan.

Hadir pula dengan model bisnis baru yang menawarkan solusi finansial berbasis teknologi. Kebutuhan layanan keuangan yang serba digital disebut meningkat, seiring dengan kondisi pandemi yang membatasi aktivitas masyarakat saat ini.

"Kami membangun life financial apps. Kuncinya adalah kami hadir embedded di dalam ekosistem (digital) dan semua layanan terintegrasi," jelas Kharim.

Kharim mengakui, kolaborasi dengan Gojek akan menjadi tonggak penting untuk menggarap segmen mass market yang mana ekosistem digital Gojek sudah terbentuk. Untuk itu, pada tahap awal Bank Jago akan menggarap captive market dari ekosistem yang ada di Gojek.

Terlebih, Bank Jago bisa menyalurkan pinjaman kepada mitra-mitra Gojek, seperti pengemudi maupun merchant GoFood. Hal ini tak perlu dikhawatirkan, sebab rekam jejak para mitra tersebut sudah diketahui oleh pihak Gojek sehingga bisa menjadi referensi dalam proses analisis risiko calon nasabah.

"Mereka sudah ada track recordnya kan. Jadi ada potensi dari captive market ekosistem Gojek," tutur Kharim.

Melalui Bank Jago, Kharim berharap bisa menambah nasabah sekitar 2 juta, ditopang aplikasi digital yang akan segera dirilis. Begitupun penyaluran kredit juga diestimasi bakal lebih deras seiring dengan perekonomian yang juga pulih.