Melongok Kolaborasi Digital Bank Jago Milik Konglomerat Jerry Ng dan Patrick Walujo, Gandeng Gojek, Bibit, Hingga <i>Online Trading</i> Stockbit
Foto: Dok. Bank Jago

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (ARTO) cukup agresif mengembangkan bisnisnya di sepanjang tahun 2021 lalu. Terutama dengan menggandeng beragam perusahaan teknologi, terutama yang berbasis fintech.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menyampaikan, selama 2021 Bank Jago telah berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).

"Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit," ujar Kharim dikutip Minggu 13 Maret.

Menurut Kharim, kolaborasi membuat ekspansi bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 0,6 persen.

"Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi," kata Kharim.

Dengan berbagai kolaborasi itu, tidak heran jika bank milik konglomerat Jerry Ng dan Patrick Walujo mencapai laba bersih setelah pajak sebesar Rp86 miliar pada 2021. Bank Jago sebelumnya selalu rugi sejak 2015.

Bahkan pada 2020, Bank Jago menutup tahun dengan kerugian Rp190 miliar, lebih rendah dari yang diperkirakan perseroan semula.

"Laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasi yang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” tutur Kharim.

Sebagai tambahan informasi, hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,31 triliun, tumbuh 465 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170 persen, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.