Bank Jago, Perusahaan Milik Konglomerat Jerry Ng dan Patrick Walujo Raup Laba Rp29 Miliar di Kuartal II 2022, Jumlah Nasabah Sudah 3 Juta
Foto: Dok. Antara

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perbankan berbasis teknologi milik konglomerat Jerry Ng dan Patrick Walujo, PT Bank Jago Tbk (ARTO) meraup laba bersih sebesar Rp29 miliar di kuartal II 2022. Raihan ini didorong positifnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan jumlah nasabah pengguna bank digital.

"Kombinasi antara struktur dana yang membaik dan pertumbuhan kredit yang tinggi berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal II 2022 sebesar Rp 29 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal II 2021 yang masih mencatatkan rugi," ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangan resmi, Kamis 21 Juli.

Kharim menjelaskan, penerimaan tinggi masyarakat terhadap Aplikasi Jago mendorong jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 3 juta nasabah pada akhir Juni 2022. Jumlah nasabah ini tumbuh lebih dari 100 persen dalam 6 bulan atau tercatat 1,4 juta nasabah pada akhir 2021.

Meningkatnya jumlah nasabah mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 253 persen menjadi Rp6,1 triliun secara year on year (yoy). Secara year to date, DPK tumbuh 65,9 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp3,68 triliun. 

Lebih rinci current account savings account (CASA) meningkat 643 persen secara yoy menjadi Rp3,87 triliun, sedangkan deposito tumbuh 85 persen menjadi Rp2,23 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 63 persen.

Peningkatan CASA membuat Bank Jago mampu menjaga beban bunga dan beban syariah tetap rendah, yakni Rp64 miliar pada kuartal II 2022, naik 200 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 340 persen menjadi Rp705 miliar pada kuartal II 2022.

Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp 641 miliar atau tumbuh 361 persen secara yoy. Pendapatan bunga dan pendapatan syariah ini didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 234 persen menjadi sebesar Rp2,17 triliun. 

Secara year to date, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah meningkat Rp1,89 triliun atau tumbuh 35 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp5,37 triliun. Pertumbuhan tinggi pada penyaluran kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. 

Per akhir kuartal II 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 34 institusi, seperti Atome, Kredit Pintar, Home Credit, Carsome Indonesia, dan BFI Finance.

"Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem keuangan. Ini merupakan strategi kami untuk aktif mendatangi para nasabah di manapun mereka berada," ujar Kharim.

Lebih lanjut, pertumbuhan DPK yang tinggi mendorong perbaikan rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) menjadi 119 persen pada akhir kuartal II-2022 dari 146 persen pada akhir 2021.

Bank Jago mencatatkan NIM 10,8 persen dan memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 110 persen, cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Lau, total aset perseroan sebesar Rp14,61 triliun, tumbuh 44,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.