JAKARTA - Perusahaan milik konglomerat Jerry Ng dan Patrick Walujo, PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp86 miliar pada 2021.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menuturkan pencapaian ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang rendah.
"Pencapaian laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasi yang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” ujar Kharim, dalam siaran pers, Jumat 11 Maret.
Bank Jago sebelumnya selalu rugi sejak 2015. Pada 2020, Bank Jago menutup tahun dengan kerugian Rp190 miliar, lebih rendah dari yang diperkirakan perseroan semula.
Kerugian tersebut disebabkan biaya operasional yang meningkat akibat investasi teknologi. Bank Jago juga melaporkan perolehan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp9 miliar pada 2021.
Perolehan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, serta struktur biaya dana yang membaik. Lebih lanjut, penyaluran kredit Bank Jago mencapai sebesar Rp5,37 triliun pada 2021, atau meningkat 491 persen dari akhir 2020 sebesar Rp908 miliar.
"Kami berangkat dari baseline yang rendah sehingga persentase kenaikannya terlihat sangat tinggi," ujar Kharim.
Meski begitu, Kharim juga meyakini hal ini didorong oleh model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital membuat penyaluran kredit lebih signifikan. Kolaborasi membuat ekspansi bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali.
Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 0,6persen.
"Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi,” kata Kharim.
BACA JUGA:
Selama 2021, Bank Jago telah berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Kolaborasi tersebut juga melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit.
Dari catatan perusahaan, pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp652 miliar. Sementara itu, beban bunga terkerek 147 persen menjadi Rp63 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp590 miliar atau tumbuh 812 persen.
Kemudian, net interest margin (NIM) tercatat berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7persen. Tidak hanya pendapatan bunga bersih, Bank Jago juga meraih fee based income sebesar Rp56 miliar atau tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.