Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (ARTO) disebut-sebut bakal dapat durian runtuh usai merger antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Tokopedia. Dua superapp tersebut resmi merger dengan membentuk entitas bernama GoTo.

Adapun pembentukan GoTo digadang-gadang membentuk valuasi lebih dari 40 miliar dolar AS. Kelahiran superapp ini tentu bakal memberi angin segar bagi Bank Jago.

PT Dompet Karya Anak Bangsa, pengembang layanan keuangan dengan brand Gopay, mengempit 21,40 persen saham ARTO. Kabar masuknya Gojek ke dalam struktur pemegang saham ARTO menjadi salah satu topik panas pada 2020.

Sejak Juni 2020, terjadi beberapa kali transaksi saham jumbo di pasar negosiasi yang melibatkan saham perbankan tersebut. Gojek resmi mengumumkan akuisisi 22 persen saham Bank Jago pada 18 Desember 2020.

Saat itu total nilai transaksi saham ARTO di pasar negosiasi mencapai Rp2,25 triliun. Sejak menggelar initial public offering (IPO) pada Januari 2016, saham Bank Artos tidak pernah melampaui level 200.

Tapi, pada 21 Agustus 2020, saham bank dengan modal kurang dari Rp1 triliun itu melonjak ke posisi Rp830 hanya dalam waktu 2 pekan. Rumor yang berkembang saat itu, bankir senior Jerry Ng dan Co-founder dan Managing Partner Northstar, Patrick S. Walujo, bakal berkongsi untuk mengakuisisi saham Bank Artos.

Keduanya berkomitmen mengembangkan Bank Artos sebagai bank yang melayani segmen menengah dan bawah dalam piramida pasar mass market. Lewat akuisisi dan rights issue, Jerry Ng dan Patrick Walujo mengendalikan saham Bank Jago, masing-masing lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebesar 37,65 persen dan melalui Wealth Track Technology Limited sebanyak 13,35 persen.

Kepemilikan saham ARTO juga telah mengantarkan Jerry Ng masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Mantan Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk. itu memiliki kekayaan mencapai 600 juta dolar AS atau menempati urutan ke-44.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa Bank Jago akan mendapat apresiasi juga dari investor dengan aksi korporasi ini. Dengan adanya megamerger itu, Bank Jago nantinya akan memiliki basis pelanggan yang lebih besar untuk mengembangkan banyak produk, baik tabungan hingga pembiayaan.

"Ini kan upaya aksi korporasi dari decacorn, tentu akan berpengaruh pada semua usaha yang terkait Bank Jago yang sudah masuk dalam Grup Gojek," ujar Nafan.

Kendati demikian, Nafan tetap menggaris bawahi upaya integrasi ini tetap tidak akan mudah. Banyak hal yang perlu diselesaikan terlebih dahulu sebelum kolaborasi kuat tercipta. Apalagi, menurutnya, tidak semua merger menghasilkan usaha lebih kuat.

Foto: Dok. Bank Jago

Dia menuturkan potensi peningkatan harga saham ARTO memang semakin besar dengan aksi korporasi ini. Harga saham emiten itu berpotensi bergerak di kisaran Rp8.800 hingga Rp11.900.

Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menyampaikan prediksi harga saham ARTO memang sangat beragam. Banyak sekuritas yang menerbitkan analisa yang memproyeksi peningkatan harga fenomenal.

Kendati demikian, Reza menuturkan Bank Jago masih perlu membuktikan kinerja riilnya tahun ini sebelum investor melanjutkan apresiasi lebih kuat lagi.

"Memang banyak analisa yang memperkirakan bisa tembus lebih Rp20.000. Namun, kami melihat Bank Jago masih perlu membuktikan kinerja riilnya terlebih dahulu," katanya.