Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan perdagangan kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangannya, Binance, resmi mengakuisisi aset Voyager Digital yang bangkrut. Voyager adalah perusahaan peminjaman kripto yang terdampak kolapsnya Terra LUNA pada Mei lalu.

Voyager mengajukan kebangkrutan pada Juli 2022 lalu. Selain itu, Voyager juga memiliki utang ke perusahaan milik Sam Bankman-Fried, Alameda Research, sebesar 75 juta dolar AS. TechCrunch melaporkan Voyager diduga memiliki aset sekitar 1 miliar hingga 10 miliar dolar AS dalam bentuk aset kripto dan lebih dari 100.000 kreditur.

Menurut laporan Coingape, Pada hari Senin lalu pemberi pinjaman kripto Voyager Digital, mengumumkan bahwa mereka menjual asetnya ke Binance setelah bursa memberikan tawaran tertinggi. Pembelian tersebut membantu dan mengintensifkan Voyager dalam upayanya untuk membuka kunci dana pelanggan.

Kesepakatan aset itu bernilai sekitar 1 miliar dolar AS (setara Rp15,7 triliun), kata Voyager dalam sebuah pernyataan. Namun, pemberi pinjaman kripto masih harus menghadapi kewajiban hukum terkait penarikan dana konsumennya. Proses pengembalian aset akan dilakukan sesuai dengan pencairan yang disetujui pengadilan dan kemampuan platform, katanya.

"Voyager Digital memilih pertukaran AS Binance.US sebagai penawaran tertinggi dan terbaik untuk asetnya setelah peninjauan opsi strategis dengan tujuan inti memaksimalkan nilai yang dikembalikan kepada pelanggan dan kreditor lainnya dalam jangka waktu yang dipercepat," kata pihak Voyager.

Berdasarkan laporan dari LiveMint, kesepakatan Binance.US menghargai portofolio kripto Voyager lebih dari 1 miliar dolar AS pada harga pasar saat ini dan termasuk  20 juta dolar AS "nilai tambahan" lainnya. Penjualan mengikuti aturan hukum dengan persetujuan pengadilan. Sidang dijadwalkan digelar pada 5 Januari.

Sebagai informasi, Binance.US adalah perusahaan pertukaran kripto yang berdiri sendiri dan memiliki badan hukum terpisah dengna Binance.com. Binance.US dipimpin oleh CEO Brian Shroder. Sementara Binance.com dipimpin oleh CEO Changpeng Zhao.