YOGYAKARTA – Industri kripto mendapat kontraksi yang cukup besar pada tahun 2022. Berbagai guncangan seperti sentimen makroekonomi, fase crypto winter hingga ruhtunya ekosistem Terra membuat bisnis kripto menjadi tidak stabil. Akibatnya, banyak perusahaan kripto yang bangkrut pada tahun ini.
Lantas, perusahaan kripto apa saja yang mengajukan kebangkrutan pada tahun 2022? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
5 Perusahaan Kripto yang Bangkrut pada Tahun 2022
Dihimpun VOI dari berbagai sumber, Rabu, 30 November 2022, berikut lima perusahaan kripto yang sudah resmi gulung tikar.
- Three Arrows Capital (3AC)
Three Arrows Capital (3AC) adalah perusahaan investasi kripto yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini mengajukan permohonan bangkrut ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Selatan New York.
Menyadur Reuters, 3AC merupakan salah satu investor dengan profil tertinggi yang terkena aksi jual tajam di pasar kripto. Mereka mulai mendapat masalah keuangan setelah ekosistem Luna dan UST runtuh pada awal Mei lalu.
Pada pertengahan Juni tahun ini, 3AC gagal memenuhi beberapa margin call dan akhirnya dilikuidasi pada beberapa posisi perdagangan bitcoin dan ethereum. Tak hanya itu, beberapa kreditur, seperti Voyager Digital, mendesak 3AC agar membayar hutangnya.
- BlockFi
Perusahaan kripto yang juga mengalami kebangkrutan adalah BlockFi. Perusahaan ini telah mengajukan mekanisme bangkrut atau pailit Bab 11 di AS pada Senin, 28 November 2022.
BlockFi gulung tikar karena terkena efek domino dari jatuhnya platform kripto FTX yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried.
Perusahaan pemberi pinjaman kripto ini telah menangguhkan pencairan dana konsumen akibat FTX, Alameda, dan puluhan afiliasinya mengajukan kebangkrutan pada 11 November lalu.
- FTX
FTX adalah platform pertukaran cyptocurrency terpusat dan terkemuka yang memiliki spesialisasi dalam produk derivatif dan leverage. FTX mengajukan mekanisme bangkrut atau pailit Bab 11 pada 11 November lalu.
Menurut laporan AFP, bursa kripto FTX runtuh karena harga token kripto FTT turun drastis.
- Celcius
Platform peminjaman cryptocurrency Celcius mengajukan pailit pada Juli 2022 lalu dengan menggunakan UU Kepailitan AS Bab 11. Artinya, Celcius ingin mendapatkan perlindungan agar dapat beroperasi kendati berstatus pailit alias bangkrut.
Dikutip dari CNBC, Celcius mempuyai kas sebesar 167 juta dolar AS untuk mendukung operasi sementara.
- Compute North
Selain keempat pialang kripto di atas, perusahaan hosting penambangan Bitcoin (BTC) Compute North telah mengajukan kebangkrutan bab 11 di tengah meningkatnya tekanan pada perusahaan karena efek musim dingin kripto dan meningkatnya biaya energi.
CEO Compute North, Dave Perrill juga telah mengundurkan diri tetapi akan tetap menjadi dewan direksi.
Perusahaan mengajukan pengajuan kebangkrutan Bab 11 di Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat untuk Distrik Selatan Texas pada pertengahan September tahun ini.
Di bawah pengajuan Bab 11, perusahaan masih dapat mempertahankan operasinya saat menyusun rencana untuk membayar kreditur. Pengarsipan dilaporkan menguraikan bahwa Compute North berutang sekitar 500 juta dolar AS kepada 200 kreditur, sementara asetnya dikatakan bernilai antara 100 juta dan 500 juta dolar AS.
Compute North menawarkan layanan dan fasilitas hosting penambangan kripto skala besar, perangkat keras, dan kumpulan penambangan BTC. Ini adalah salah satu penyedia pusat data terbesar di AS dan memiliki mitra ternama di sektor pertambangan BTC, seperti Compass Mining dan Marathon Digital.
Kedua perusahaan telah mengeluarkan pernyataan melalui Twitter, mencatat bahwa dengan informasi yang mereka miliki pada tahap ini, operasi bisnis mereka akan berlanjut seperti biasa.
“Staf Compute North memberi tahu kami hari ini bahwa pengajuan kebangkrutan tidak boleh mengganggu operasi bisnis. Kami terus memantau situasi dan akan memberikan pembaruan lebih lanjut saat tersedia,” kata Compass Mining yang dikutip Cointelegraph.
Demikian informasi seputar perusahaan kripto yang bangkrut pada tahun ini. Untuk mendapatkan berita up to date, simak terus VOI.id