Google Tak Berniat Saingi ChatGPT, Reputasi di Atas Segalanya!
Google mengatakan enggan menyalip ChatGPT. (foto: dok. Google)

Bagikan:

JAKARTA - Belakangan jagat internet diramaikan oleh peluncuran chatbot AI, ChatGPT yang diklaim akan segera mengambil alih mesin pencari lawas seperti Search, milik Google.

Namun, Google mengatakan enggan menyalip ChatGPT karena belum memiliki teknologi yang matang untuk ditampilkan kepada pengguna.

ChatGPT dibesut oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset dan menciptakan DALLE.2 yakni generator seni AI. ChatGPT merupakan alat pemrosesan bahasa alami yang digerakkan oleh teknologi AI. Dengan ini, pengguna dapat memulai percakapan seperti antar manusia dengan chatbot.

Model bahasa dapat menjawab pertanyaan, membantu pengguna dengan tugas-tugas seperti menulis email, esai, dan kode. Saat ini, ChatGPT bisa diakses untuk umum dan gratis, karena teknologi anyar ini sedang dalam tahap penelitian dan pengumpulan umpan balik.

Lebih lanjut, menurut laporan dari CNBC Internasional, CEO Alphabet Sundar Pichai dan kepala Google AI Jeff Dean membahas menyoal munculnya ChatGPT dalam pertemuan semua pihak belum lama ini.

Salah seorang karyawan bertanya dalam pertemuan itu, apakah perusahaan terlewat jauh karena tidak lebih dahulu meluncurkan teknologi seperti ChatGPT. Sebab, OpenAI diklaim memiliki ikatan yang mendalam dengan pesaing Google, Microsoft.

Baik Pichai dan Dean menanggapi dengan mengatakan model bahasa Google AI sama mampunya seperti OpenAi, tetapi perusahaan harus bergerak lebih konservatif daripada startup kecil karena risiko reputasi yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut.

“Kami benar-benar ingin mengeluarkan hal-hal ini menjadi produk nyata dan menjadi hal-hal yang lebih menonjol menampilkan model bahasa dari pada di balik sampul, di mana kami telah menggunakannya hingga saat ini. Tapi, sangat penting kita melakukan ini dengan benar," ungkap Dean.

Pichai menambahkan, Google memiliki banyak rencana untuk fitur bahasa AI pada 2023, dan, "ini adalah area di mana kami harus berani dan bertanggung jawab sehingga kami harus menyeimbangkannya," ujarnya.

Melansir The Verge, Kamis, 15 Desember, Google telah mengembangkan sejumlah model bahasa AI besar (LLM) yang memiliki kemampuan setara dengan ChatGPT. Termasuk BERT, MUM, dan LaMDA, yang semuanya telah digunakan untuk meningkatkan mesin pencari Google. Namun, peningkatan semacam itu tidak kentara, dan fokus pada penguraian kueri pengguna untuk lebih memahami maksud mereka.

Di samping itu, Dean mengakui banyak tantangan untuk menghadirkan hal semacam ChatGPT. Dia mengatakan, "Anda dapat membayangkan untuk aplikasi seperti pencarian, masalah faktualitas sangat penting dan untuk aplikasi lain, bias dan toksisitas serta masalah keamanan juga sangat penting," jelas Dean.

"(AI chatbots) dapat mengarang. Jika mereka tidak benar-benar yakin tentang sesuatu, mereka hanya akan memberi tahu Anda, Anda tahu, (seperti) gajah adalah hewan yang bertelur terbesar atau apa pun," imbuhnya.