JAKARTA - Platform media sosial Twitter Inc akan mengalami eksodus pengguna karena perubahan yang dilakukan oleh pemilik baru dan Chief Executive Officer, Elon Musk, serta pertumbuhan pendapatan yang datar untuk dua tahun ke depan. Hal ini terungkap dalam sebuah laporan oleh Insider Intelligence pada Selasa, 13 Desember.
Para ahli dan pengguna khawatir tentang kemampuan Twitter untuk melawan kesalahan informasi setelah memecat sekitar setengah dari stafnya, termasuk mereka yang terlibat dalam moderasi konten.
Twitter, yang menjadi perusahaan pribadi pada Oktober, akan kehilangan lebih banyak pengguna di Amerika Serikat daripada di negara mana pun yang dilacak Insider Intelligence. Laporan itu juga menambahkan bahwa pengguna bulanan akan turun menjadi 50,5 juta pada 2024, level terendah sejak 2014.
BACA JUGA:
"Pengguna akan mulai meninggalkan platform tahun depan karena mereka semakin frustrasi dengan masalah teknis dan proliferasi konten kebencian atau tidak menyenangkan lainnya," kata Jasmine Enberg, analis utama Insider Intelligence.
Firma riset pasar mengatakan pertumbuhan pendapatan Twitter akan datar untuk dua tahun ke depan karena pendapatan dan hilangnya staf telah mempersulit Musk untuk mengirimkan produk baru untuk meningkatkan penggunaan dan keterlibatan di platform.
Musk pada November lalu mengaitkan "penurunan pendapatan besar-besaran" dengan kelompok hak sipil yang menekan merek untuk menghentikan iklan Twitter mereka. Perusahaan media sosial memperoleh sekitar 90% dari pendapatannya dari penjualan iklan.