Bagikan:

JAKARTA - Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Libanon, pada Selasa 4 Agustus. Setidaknya 73 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. 

Efek ledakan yang terasa kuat dan mengguncang seluruh kota dalam radius 240 km. Tak sedikit warganet yang mengatakan dampak ledakan mirip dengan bom nuklir, hingga membuat sejumlah bangunan di sekitarnya luluh lantak. 

Melansir BBC Internasional, Rabu 5 Agustus, Presiden Michel Aoun mengatakan sumber ledakan berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di gudang selama enam tahun. Hal itu lah yang menyebabkan dua ledakan besar menimpa seluruh kota Beirut.

Platform media sosial seperti Facebook pun langsung mengaktifkan Safety Check serta laman crisis center bagi penggunanya yang tinggal di negara tersebut. Tagar #PrayForLebanon dan #PrayforBeirut juga menggema di jejaring microblogging Twitter. 

Tampilan SOS Beirut di Google (tangkapan layar Google Search)

"Tak butuh waktu banyak untuk hening sejenak. Menghanturkan doa kepada Sang Penguasa untuk saudara saudara kita. #PrayForBeriut #PrayForLebanon #Beirut #Lebanon," ungkap akun Twitter @granulss 

"Sending love and prayers to everyone in Beirut, Lebanon. Please stay safe πŸ™πŸΌ #PrayForLebanon," kata @minsugaforeva

Adapula @Prashant007__ yang mengungkapkan duka mendalam untuk Libanon, karena di tengah pandemi COVID-19 ini mereka harus menghadapi bencana lain yang begitu dahsyat.

"Can't believe that in the middle of this pandemic ,people in Lebanon is now facing another disaster. Sending prayers and deepest condolences to our dear Lebanese brothers and sisters. May God always guide you. Godbless you all," @Prashant007__