JAKARTA - Seorang warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan terluka akibat peristiwa ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Libanon. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.
"Ada satu WNI perempuan yang mengalami luka-luka (inisial NNE)," kata Faizasyah kepada VOI, Rabu, 5 Agustus.
Dia mengatakan, WNI tersebut kini sudah diobati oleh dokter di rumah sakit setempat dan telah kembali ke apartemennya di Beirut, Libanon. Selain itu, staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) juga telah menghubungi korban.
"Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara, dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter RS dan sudah kembali ke apartemennya," ungkap Faizasyah.
I have never seen such a horrible scene#PrayForLebanon #Beirut pic.twitter.com/bgstSX80xt
— Moin Lone (@MoinLone6) August 4, 2020
Diketahui, sebuah ledakan besar di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang, melukai lebih dari 3.000 orang. Ledakan ini berimbas kepada hancurnya jendela, batu dan membuat jalanan di ibu kota Libanon itu bergetar.
BACA JUGA:
Dilansir Reuters, para pejabat mengatakan, mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat saat proses evakuasi nanti. Ledakan ini adalah yang paling kuat dalam beberapa tahun yang melanda Beirut, yang sudah pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi coronavirus.
Ledakan itu begitu besar, sehingga beberapa warga mengenang kembali kasus penyerangan selama perang saudara 1975-1990. Ada beberapa di antaranya yang mengira ledakan itu adalah gempa yang melanda kota. Orang-orang yang bingung, menangis, dan terluka berjalan di jalan mencari kerabat.
Gudang yang meledak menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak.
Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga di kota itu tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan itu. Mereka mendesak setiap orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengenakan masker.