Dunia Tunjukkan Solidaritasnya untuk Libanon yang Hadapi Ledakan Besar
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah ledakan dahsyat di gudang dekat pelabuhan di Beirut, Libanon, menewaskan 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang (data masih bisa bertambah).

Ledakan tersebut bahkan memberikan gelombang kejut seismik yang menghancurkan jendela-jendela, menghancurkan batu, dan mengguncang tanah Ibu Kota Libanon tersebut.

Direktorat Keamanan Umum Libanon Jenderal Abbas Ibrahim mengatakan, ledakan tersebut disebabkan oleh "bahan peledak tinggi" yang disita dan disimpan di gudang tersebut. Secara tidak langsung, menampik anggapan bahwa gudang tersebut menyimpan bahan baku kembang api. 

"Suatu hal yang naif untuk menggambarkan ledakan seperti itu karena kembang api," kata Ibrahim.

Melansir Al Jazeera, Rabu 5 Agustus, beberapa jam setelah ledakan, ambulans terus membawa orang yang terluka. Helikopter militer pun ikut membantu mengurangi kebakaran yang mengamuk di pelabuhan. Para pejabat memperkirakan jumlah kematian akan terus meningkat.

Keadaan ini tentunya sulit bagi Libanon. Libanon tengah menghadapi ekonomi yang jatuh bebas, membuat sebagian besar penduduk negara itu jatuh miskin. Belum lagi mereka harus menghadapi pandemi COVID-19. Di Libanon terdapat 5.062 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan 65 di antaranya meninggal dunia. 

Namun dunia tidak membiarkan Libanon menghadapinya sendirian. Para pemimpin dunia telah menawarkan dukungan kepada Libanon. Salah satunya adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia menyatakan akan mengirim sumber daya ke lokasi ledakan.

"Saya menyatakan solidaritas persaudaraan saya dengan Libanon setelah ledakan yang menewaskan begitu banyak korban dan kerusakan malam ini di Beirut. Prancis berdiri di samping Libanon. Selalu. Bantuan dan sumber daya dari Prancis sedang diangkut ke tempat (ledakan)," tulis Macron di Twitter.

.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mengatakan bahwa Iran siap membantu dengan cara apa pun. Ia juga berharap bahwa Libanon untuk 'tetap kuat.'

"Pikiran dan doa kami bersama orang-orang Lebanon yang hebat dan tangguh," tulis Zarif di Twitter

Negara tetangga Libanon lainnya, Israel, juga menawarkan bantuan kemanusiaan ke Libanon melalui saluran asing. Hal tersebut dikarenakan kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.

"Di bawah arahan Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, Israel mendekati Libanon melalui pertahanan internasional dan saluran diplomatik untuk menawarkan Libanon bantuan medis," tulis Gantz di Twitter.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson juga menyatakan kesiapannya membantu Libanon. Ia tidak spesifik bantuan apa yang akan ia beri, namun Boris mengatakan bahwa dengan cara apa pun yang memungkinkan ia akan membantu.

"Gambar-gambar dan video-video dari Beirut malam ini mengejutkan. Doa saya bersama orang-orang yang terperangkap dalam insiden mengerikan ini. Inggris siap memberikan dukungan dengan cara apa pun yang kami bisa, termasuk kepada warga negara Inggris yang terkena dampak," tulis Johnson. di Twitter.

Turki juga menyatakan kesiapannya membantu Libanon. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Libanon, menambahkan bahwa Turki siap membantu dalam segala hal.

"Mohon rahmat Allah kepada mereka yang kehilangan nyawanya dalam ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut. Belasungkawa kepada saudara-saudara dan orang-orang yang ramah di Libanon. Berharap tidak akan ada lagi kerugian. Siap membantu saudara-saudari Lebanon kami dengan segala cara," kata Cavusoglu.