JAKARTA - Setelah Twitter berganti nama menjadi X, para penggunanya kini bisa menghasilkan uang di platform tersebut.
Bahkan, platform X sudah membagikan Rp314 miliar ke seluruh penggunanya hingga saat ini.
Namun, penghasilan ini tetap menimbulkan pertanyaan bagi beberapa pihak.
Engineer X Eric Farraro sendiri mendapatkan banyak pertanyaan mengenai pembayaran yang tidak diterima dan pembayaran dengan hasil yang rendah.
Melalui akunnya di X, Farraro mengatakan, X hanya mengirimkan bayaran jika pengguna berhasil mengumpulkan penghasilan hingga 10 dolar AS atau Rp157 ribu. Jika kurang dari aturan ini, pembuat konten tidak akan menerima bayaran.
Selain itu, X hanya memberikan bayaran kepada pembuat konten yang sudah berlangganan X Premium atau akun terverifikasi dengan centang kuning.
Dengan kata lain, pengguna yang memanfaatkan fitur gratis tidak akan mendapatkan bayaran.
Namun, untuk bayaran yang rendah, Farraro menjelaskan ada empat alasan utama yang menjadi penyebabnya. Pertama, iklan berhasil dilihat oleh audiens, tetapi penontonnya bukan akun terverifikasi.
Kedua, pembuat konten mendapatkan bayaran yang rendah karena hasil pembelajaan untuk iklan pun terbilang rendah.
Mengingat sistem ini bagi hasil, maka pembuat konten akan mendapatkan hasil sesuai dengan hasil yang didapatkan dari iklannya.
BACA JUGA:
Ketiga, pembuat konten tidak membuat konten yang cocok dengan iklan yang dibagikan. Terakhir, konten menarik untuk dilihat, tetapi tidak membuat pengguna lain tertarik untuk meninggalkan balasan sehingga iklan tidak semakin tersebar dengan luas.
Keempat penjelasan ini menjadi alasan utama mengapa sebagian pembuat konten tidak menerima bayaran dengan tepat.
Farraro sendiri menekankan bahwa tayangan dari iklan juga dipengaruhi dari demografi audiensnya.