Bagikan:

JAKARTA - X Corp, sebelumnya Twitter, dituding melanggar hukum oleh Dewan Hubungan Peburuh Nasional (NLRB). Tudingan ini sendiri muncul karena Musk memecat pekerja hanya karena mengkritik kebijakan yang ia buat.

Pelanggaran ini terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Musk memecat Yao Yue, insinyur perangkat lunak utama yang sudah bekerja selama 12 tahun di Twitter. Pemecatan ini sendiri terjadi karena Yue diduga menghasut rekan kerjanya.

Kejadian ini bermula saat Musk mengirim email ke seluruh karyawan Twitter, menurut laporan CNBC. Melalui email tersebut, Musk memberikan ekspektasinya terhadap perusahaan dan berkata, “Manajer (bidang) apa pun yang membuat laporan palsu mengenai kinerja seseorang atau peran tertentu sangat penting, baik (pekerja) remote atau tidak, akan dipecat.”

Selain itu, Musk juga menambahkan bahwa para pekerja akan diminta mengundurkan diri jika mereka tidak hadir ke kantor, tetapi pada kenyataannya mereka bisa. Dengan kata lain, para pekerja diwajibkan untuk work from office.

Setelah email ini dibagikan, Yue berkomentar dengan membuat cuitan, “Jangan mengundurkan diri, biarkan dia (Musk) memecatmu. Anda rugi jika mengundurkan diri.” Lima hari setelah mengunggah cuitan ini, Yue dipecat dengan alasan pelanggaran kebijakan perusahaan yang tidak ditentukan.

Yue pun membuat cuitan lagi setelah ia dipecat. Pada akhir tahun 2022, Yue membagikan kabar pemecatannya. Ia menulis, “Setelah 12 tahun yang luar biasa dan 3 minggu kekacauan, saya secara resmi dipecat oleh Twitter.”

Yue pun mengaku terkejut telah bertahan selama beberapa minggu setelah Musk mengambil alih. Bahkan ketika dipecat, Yue mengaku lega dan merasa beban atau masalahnya telah hilang.

Dengan bukti pemecatan Yue, NLRB lantas menuduh X telah melanggar undang-undang ketenagakerjaan nasional dengan mengganggu, mengekang, dan memaksa karyawannya dalam melaksanakan hak yang seharusnya dijamin.

Masalah ini pun membuat X dibawa ke jalur hukum. Persidangan masalah antara X dengan para mantan karyawan Twitter ini akan digelar pada 30 Januari tahun depan di San Francisco.