Pelanggan X Premium Kini Bisa Sembunyikan Tab Suka dari Postingan

JAKARTA - Platform X, yang dulunya dikenal sebagai Twitter kini  meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan tab like (suka) untuk publik di postingannya. 

"Jaga privasi dengan menyembunyikan tab suka Anda. Tersedia untuk pelanggan Premium," tulis platform media sosial milik Elon Musk dalam postingannya. 

Sayangnya, seperti yang sudah disebutkan tadi, kemampuan untuk menyembunyikan tab like ini hanya akan berfungsi untuk pelanggan X Premium saja. 

keep spicy likes private by hiding your likes tab 👀🌶️

available to Premium subscribers

Premium > preferences > early access pic.twitter.com/52eJ6r2feG

— X (@X) September 14, 2023

Jadi, jika Anda ingin mencobanya, Anda perlu berlangganan terlebih dahulu. Harga berlangganan X Premium per bulan akan dikenai biaya Rp165 ribu. Anda bisa langsung di tab Premium di aplikasi maupun website. 

X juga memberitahu cara untuk mengaktifkan fitur baru ini, yaitu cukup buka tab Premium, kemudian pilih Preference, selanjutnya klik early acces. 

Di sisi lain, Komisi Perdagangan Federal (FTC) masih terus melakukan penyelidikannya terhadap pemilik X, Elon Musk atas masalah penanganan privasi dan keamanan di Twitter, kini menjadi X. 

Dalam dokumen pengadilan publik terbaru oleh FTC, Musk dituding membuat kekacauan di lingkungan Twitter oleh Departemen Kehakiman. 

Sebelum Musk mengambil alih perusahaan, Twitter membayar denda senilai 150 dolar AS (Rp230,63 miliar) dan menandatangani perjanjian untuk menerapkan langkah privasi dan keamanan tertentu.

Perjanjian ini dibuat setelah Twitter diinvestigasi karena penggunaan penargetan iklan yang menipu di bawah pimpinan Jack Dorsey. Namun, kewajiban ini gagal dilakukan saat Musk memimpin.

Musk dituding menghalangi pejabat perusahaan untuk mematuhi kewajiban Twitter kepada FTC. Departemen Kehakiman mendapatkan informasi tersebut dari sejumlah mantan eksekutif di Twitter.

Elon Musk juga sempat berkomentar terkait tudingan ini, dan mengatakan "Sebuah kasus memalukan yang mempersenjatai lembaga pemerintah untuk tujuan politik.”